INIRUMAHPINTAR.COM - Pernahkah Anda merasakan betapa susahnya kita saat tidak
adaair bersih di rumah. Apa pun itu penyebabnya, entah karena listrik
mati, pompa air rusak, air tanah kering, atau karena sedang kebanjiran
sekali pun. Betapa pentingnya air bersih bagi kehidupan kita, sehingga
serasa lebih baik tanpa listrik, tapi masih ada air bersih, daripada ada
listrik tapi tidak ada air bersih.
Perkembangan kehidupan menuntut terjadinya perubahan fungsi penggunaan
lahan. Hal ini menyebabkan berkurangnya lahan hijau terbuka yang semula
berfungsi sebagai tempat menyerap air hujan. Ruang terbuka yang semula
merupakan area resapan air telah dikonversi menjadi pemukiman penduduk.
Struktur lahan yang ada pun kini berubah menjadi jalan aspal, jalan
beton, bahkan diberi paving blok atau konblok. Akibatnya, peresapan air
ke dalam tanah menjadi terhambat.
Belum lagi sampah yang menumpuk di aliran sungai menyebabkan air hujan
cepat meluap karena alirannya tertahan oleh sampah. Akibatnya,
terjadilah banjir. Kini, frekuensi banjir menjadi lebih sering, debit
airnya lebih tinggi, dan lebih lama surut. Itulah yang sering dikeluhkan
dan menimpa sebagian warga kompleks hunian ketika musim hujan tiba.
Bahkan, areal yang terkena banjir semakin bertambah tahun semakin
meluas.
Untuk itu, perlu dibuat area resapan air untuk menampung atau
menyalurkan debit air berlebih di permukaan yang biasanya diakibatkan
oleh hujan. Bisa berupa sumur resapan, part resapan, kolam resapan, dan
biopori. Namun, untuk skala rumah tangga dengan lahan sempit, keras, dan
areanya sudah diperkeras, membuat biopori lebih efektif.
A. Pengertian Biopori
Biopori merupakan pori mikro di dalam tanah, berbentuk saluran sambung menyambung, yang dibentuk oleh akar tanaman dan fauna tanah. Biopori sangat berguna untuk menyimpan air permukaan menjadi air tanah. Bila dalam tanah cukup tersedia bahan organik (berasal dar sampah/kompos), air, dan oksigen, maka perakaran tanaman dan fauna tanah akan mudah menembus tanah dan berkembang.Untuk membantu terbentuknya biopori di dalam tanah perlu dibuat lubang vertikal atau biasa disebut Lubang Resapan Biopori (LRB). Lubang mni memiliki diameter 10 cm2 dengan kedalaman sekitar 1 m. LRB sebaiknya dibuat sebanyak mungkin atau sekitar 20—40 lubang.
Posisi lubang biopori ihi bisa berada di halaman, carport, taman, selokan, dan di tempat aliran air atau tergenangnya air. Sayangnya, banyak orang yang masih salah mengartikan bahwa LRB ini merupakan biopori. Padahal LRB merupakan prasarana pembentukan biopori atau merupakan pori mikro di dalam tanah.
B. Manfaat Biopori
1. Mengurangi debit air masuk ke selokan dan diharapkan mengurangi debit banjir.2. Memberikan gas yang baik bagi ozon. Jika dalam lubang resapan Biopori dimasukkan sampah organik yang pembusukannya dengan air hujan, akan menghasilkan gas yang baik untuk ozon, serta menghasilkan kompos untuk menyuburkan tanah.
3. Tidak memakan tempat, karena di atas lubang resapan biopori tetap bisa dimanfaatkan untuk aktivitas harian, seperti untuk parkir mobil.
4. Melawan intrusi air laut ke dalam tanah, terutama jika diterapkan oleh masyarakat yang bermukim di sekitar daerah pantai.
5. Lebih hemat biaya pembuatannya dibandingkan dengan membangun sumur serapan, parit resapan, atau kolam resapan biasa yang jelas tidak memerlukan pengecoran beton.
C. Alat Pembuat Biopori
Alat yang digunakan berupa bor kecil yang bisa dibeli di toko alat pertanian, toko bangunan, atau toko plastik. Alat bornya merupakan tang kai besi sepanjang 1 m dengan uiung berulir berdiameter 10cm untuk mengebor tanah. Harganya berkisar Rp200.000—Rp300.000, tergantung pada model dan bahannya. Alat ini bisa digunakan bergantian oleh setiap keluarga dalam satu lingkungan RT.Beberapa alat yang dibutuhkan untuk membuat LRB di antaranya cangkul, martil, tatah, sendok semen, bor biopori, pipa PVC 10 cm x 3 - 4 inci, kertas koran, pengki, kape, ember, gayung, dan potongan bambu.
Bila dikerjakan dengan satu orang tukang, dalam satu hari dapat dihasilkan 30 LRB. Bagian permukaan LRB bisa ditutup dengan penutup saluran pembuangan air kamar mandi atau kawat kasa 1 cm2. Bagian bibir permukaan lubang diberi semen dengan tambahan paralon 3.4 inci sepanjang 10 cm. Fungsinya agar lubang tidak mudah longsor.
D. Cara Membuat Kompos di Dalam LRB
Tidak hanya tempat penyerapan air tanah, LRB juga bisa digunakan sebagai tempat pembuatan kompos. Hal ini penting sekali untuk sumber makanan fauna tanah yang akan membuat biopori. Berikut cara membuatnya.1. Tentukan urutan lubang pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya.
2. Masukkan sampah organik (sebaiknya yang sudah dipotong kecil-kecil) ke LRB pertama.
3. Bila lubang pertama sudah penuh, pindah ke lubang kedua, dan seterusnya.
4. Jika terdapat 28 LRB yang dibuat, sampah organik di dalam lubang akan penuh selama 56—84 hari.
5. Dalam selang waktu tersebut, lubang awal sudah terdekomposisi menjadi kompos dan dapat diisi sampah organik kembali.
6. Kompos dapat menjadi sumber hara untuk daerah sekitar lubang atau dipanen menggunakan alat bor biopori.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih atas kepatuhannya melakukan komentar yang sopan, tidak menyinggung S4R4 dan p0rnografi, serta tidak mengandung link aktif, sp4m, iklan n4rk0ba, senj4t4 ap1, promosi produk, dan hal-hal lainnya yang tidak terkait dengan postingan. Jika ada pelanggaran, maaf jika kami melakukan penghapusan sepihak. Terimakasih dan Salam blogger!