Mengapa Kedatangan Bangsa Eropa ke Nusantara di Masa Lalu dapat Dianggap Peristiwa Global
INIRUMAHPINTAR.COM - Peristiwa kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia, dulu bernama nusantara adalah kisah sejarah tak terlupakan. Kisah yang menjadi kenangan pahit masa lalu, dimana negeri kita tercinta terjajah dan tersiksa baik lahir maupun batin. Saat itu, kedatangan Eropa bukan secara kebetulan, ada rencana global dan persekutuan di antara negara-negara penjajah tersebut atas ekpansinya ke belahan timur bumi. Hingga kini, meskipun secara pengakuan, negeri kita telah merdeka, sisa-sisa penjajahan itu masih membekas dalam kepribadian anak-anak bangsa.
Tak bisa dipungkiri, meskipun secara fisik negara kita telah mendapatkan kebebasan dan kemerdekaan. Namun, akar penjajahan masih belum benar-benar bersih. Hanya saja, bentuknya berbeda tetapi dekat di mata.
Tanpa disadari, masih ada makhluk yang meneruskan darah penjajah tersebut yakni saudara sebangsa sendiri. Tidak semuanya, tetapi ada yang menjadi benalu di negeri ini. Mereka terus tumbuh menjadi kaum-kaum fanatik penguras kekayaan bangsa, sebagian menyamar menjadi tokoh merakyat tapi sebenarnya pengkhianat, sebagiannya lagi gencar membela rakyat, terdepan disorot media, tapi hanya kepura-puraan yang dikemas layaknya drama telenovela.
Hm....sebelum kegregetan ini makin meletup bagai gunung merapi, langsung saja kita mengulas kembali tentang kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara di masa lalu. Benarkah itu dapat dianggap sebagai peristiwa global? atau hanya kebetulan? Mari kita simak pembahasan berikut ini.
Hm....sebelum kegregetan ini makin meletup bagai gunung merapi, langsung saja kita mengulas kembali tentang kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara di masa lalu. Benarkah itu dapat dianggap sebagai peristiwa global? atau hanya kebetulan? Mari kita simak pembahasan berikut ini.
Mengapa Kedatangan Eropa tersebut adalah Peristiwa Global?
Dulunya bangsa Eropa berjaya, berkuasa dengan kesombongannya, merasa paling hebat dengan keyakinannya, didukung tentara-tentara yang banyak, hebat, dan kuat. Namun, setelah adanya kemenangan Islam terhadap bangsa Eropa melalui khilafah Turki Ustmani. Sontak itu semua berubah.
Mereka menolak kebenaran Islam sebagai agama rahmatan lil alamin hingga akhirnya memilih untuk memerangi Islam yang berujung kekalahan mereka sendiri.
Adanya kekalahan tersebut, ternyata tidak mematikan keras kepala sebagian bangsa-bangsa Eropa yang masih memiliki sisa kekuatan. Mereka melakukan ekspansi ke arah timur, termasuk ke nusantara, atas rencana global dengan misi 3G, yakni Gold, Glory, dan Gospel.
Apa itu Gold, Glory, dan Gospel?
Gold itu artinya emas. Ini adalah istilah untuk menyimbolkan misi mereka mencari kekayaan dan sumber kekayaan.
Saat itu, komoditi paling dicari adalah rempah-rempah. Dan penghasil rempah-rempah terbanyak ada di Nusantara.
Bangsa Eropa datang ke Nusantara berkedok sebagai mitra dagang, tetapi sedikit demi sedikit menjelma penjadi penguasa monopoli dagang, demi menyalurkan hasrat mereka meraih kekayaan. Mereka tak segan-segan melakukan pencaplokan wilayah, hingga melakukan perang dengan Raja-raja setempat demi melanggengkan misi mereka.
Inilah kemudian cikal bakal Belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun. Sementara bangsa Eropa yang lain seperti Inggris, Portugis, Perancis, dan sekutunya berbagi ladang jajahan di sejumlah negara-negara tetangga di Asia, khususnya Asia Tenggara.
Glory artinya kemenangan, kejayaan. Kekalahannya dari Khilafah Turki Ustmani membuat mereka sakit hati. Bangsa Eropa dengan rencana globalnya pun berpindah ke wilayah bumi yang lemah untuk merangkai kembali puzzle-puzzle kejayaannya yang sempat rapuh dan berceceran.
Salah satunya di Nusantara. Selain mereka mengejar Glory dengan memanfaatkan kebaikan hati dan keramah-tamahan orang -orang Nusantara, mereka juga sedikit demi sedikit membangun kembali kejayaannya. Maka, tidak mengherankan hingga kini, masih ada sisa-sisa bangunan kerajaan Belanda di hampir seluruh wilayah di Indonesia, bahkan hingga kota Kabupaten. Itu pertanda, betapa kuat ambisi kekuasaan bangsa Eropa di Nusantara.
Gospel artinya injil. Itu adalah simbol penyebaran agama. Selain mengejar Glory dan Gold, peristiwa kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara juga membawa misi suci yakni menyebarkan agama kristen. Karena di negeri asalnya, kekuatan mereka tumbang dari Kerajaan Islam Turki Ustmani saat itu.
Jadi, jangan heran, di wilayah Indonesia yang dulunya telah memeluk agama Islam, dan sebagian masih Hindu dan Budha, sebagian masyarakatnya ada yang berhasil tercaplok menjadi penganut Kristen, hingga saat ini.
Untungnya orang tua kita para pendiri bangsa telah merumuskan dasar negara Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika sehingga kita tetap bersatu.
Kesimpulan: Mengapa Kedatangan Eropa tersebut adalah Peristiwa Global?
Mengapa kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara di masa lalu dapat dianggap peristiwa global, karena kedatangan mereka sporadis terencana, melakukan ekspansi ke negara-negara belahan timur bumi termasuk Nusantara, hingga menjalankan misi 3 G (Gold, Glory, Gospel) dalam bentuk kolonialisme dan imprealisme. Mereka berbagi wilayah jajahan, menguras kekayaan, merebut kejayaan, dan menyebarkan agama nasrani dengan senjata api.
Peristiwa global tersebut berlangsung hingga kemudian negara-negara jajahan meraih kemerdekaannya masing-masing. Meski sebenarnya masih ada sisa-sisa penjajahan yang tak kasat mata, berkedok investor, seperti monopoli pengelolaan Emas dan mineral di Papua oleh Amerika. Di tambah lagi, mulai masuknya monopoli Cina dengan berbagai bentuk tipu muslihatnya.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih atas kepatuhannya melakukan komentar yang sopan, tidak menyinggung S4R4 dan p0rnografi, serta tidak mengandung link aktif, sp4m, iklan n4rk0ba, senj4t4 ap1, promosi produk, dan hal-hal lainnya yang tidak terkait dengan postingan. Jika ada pelanggaran, maaf jika kami melakukan penghapusan sepihak. Terimakasih dan Salam blogger!