INIRUMAHPINTAR.com - Tadi siang, saya membuka instagram dan melihat ada sebuah foto yang dikomentari banyak orang. Karena penasaran dan memang belum kenal dengan sosok itu, saya mencari tau. Ternyata oh ternyata, itu adalah foto pemilik sebuah toko ponsel ternama, yakni PS Store.
Rasa penasaran makin memuncak, ketika banyak warganet mulai membahas tentang jual beli hp ilegal dan desas-desus ditangkapnya orang yang ada di foto tersebut.
Wah, karena semakin penasaran, saya pun mencari tahu, ternyata sang pemilik PS Store tersebut memang begitu terkenal. Walah, saya sempat merasa menyesal mengapa baru mengenal PS Store. Kalau kenal dari dulu, mungkin saya beli hape-nya, hehehe.
Tapi, lebih banyak untungnya saya tidak terpapar promosi dari PS Store, mungkin karena alergi dengan promosi hape murah, yang di otak saya kalau melihat promo HP dengan harga lebih murah dari pasaran, pasti mikir itu adalah penipu.
Nah, kembali ke pembahasan kita. Ternyata, sang pemilik PS Store diciduk karena dianggap melakukan penjualan HP ilegal. Pantas saja harganya murah dan kadang jauh dari harga sebenarnya. Hmmm....begitu ya.
Lalu, pertanyaan selanjutnya adalah mengapa nangkapnya baru sekarang? Mengapa gak dari dulu ajah. Yah, entahlah saya juga gak tau jawabannya.
Intinya, dari peristiwa tersebut, kita bisa belajar bahwa apapun itu, walaupun sangat menguntungkan, jika dilakukan secara tidak wajar, melanggar aturan, atau bermain curang, maka hasilnya akan sia-sia.
Jadi, lebih baik berdagang dengan sistem yang ada saja, yang penting berkah dan bermanfaat.
---
Saya membuka-buka instagram sang pemilik PS Store dan wow, ternyata pergaulan dan gaya hidupnya pun memang sudah setara selebriti. Ada banyak foto atau video bersama artis dan influencer ternama. Ada juga foto-foto bersama keluarga dengan latar rumah dan mobil mewah.
Usaha jual HP ilegal dengan tanpa membayar bea cukai wajar saja begitu memikat. Ternyata, hasilnya memang sungguh luar biasa.
Namun, ada satu catatan lagi yang tidak luput dari cengkraman pikiranku.
Bahwa dari keseluruhan aset yang telah diraih oleh sang pemilik PS Store, itu semua adalah sumbangan dari para pembeli-nya, yang tidak lain tidak bukan adalah masyarakat Indonesia sendiri, yang merupakan penikmat hape mahal dari kalangan ekonomi menengah...
Dan itu semua menyumbang kerugian untuk negara, karena setiap hape yang terjual tak ada pemasukan buat negara.
Pertanyaannya adalah apakah cuma PS Store yang bermain di bisnis ilegal seperti ini? Sebaiknya pemerintah serius mengusut tuntas agar pengusaha ilegal lain yang merugikan negara segera ditindak tanpa pandang bulu, termasuk para koruptor yang hingga kini lambat diusut.
Kisah pemilik PS Store ini hanyalah sekelumit kisah pelanggaran hukum di negeri ini.
Banyak kisah lain yang lebih berat pelanggarannya.
Semoga hukum di negeri ini benar-benar ditegakkan sehingga tidak ada lagi yang mengatakan bahwa keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia belum terwujud.
Semoga perlakuan di bidang hukum pun semakin memanusiakan manusia sehingga tidak ada lagi yang meragukan sila kedua Pancasila yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab.
Ya, udah. Segitu ajah celoteh santai hari ini. Semoga kita semua bisa belajar dari kisah pemilik PS Store yang kini telah menjadi tersangka atas kasus penjualan barang secara ilegal.
---
Namun, celotehan di atas adalah masa lalu, saya pun hampir termakan tipuan media. Mari kita simak rangkuman klarifikasi Putra Siregar, sang pemilik PS Store di bawah ini.
Dari video klarifikasi Putra Siregar, sang pemilik PS Store di channel YouTube Deddy Corbuzier, ditemukan bahwa berita penangkapan pengusaha HP tersebut di tahun 2020 adalah HOAX. Ternyata, kasus yang menimpanya sudah berlalu, tepatnya di tahun 2017.
Kemudian tuduhan buzzer yang mengatakan bahwa PS Store menjual hape yang benar-benar banting harga, dimana harga 20 juta-an bisa disulap jadi 1 juta-an dimentahkan di video klarifikasi tersebut.
Putra Siregar bahkan menunjukkan bukti bahwa ia benar-benar punya penghargaan atas rekor penjualannya yang mencapai angka fantastis.
Dan agar lebih meyakinkan, ia pun menujukkan bukti pembayaran cukai atas produk ponsel yang ia jual.
Jadi, dari kasus ini, ada banyak pembelajaran yang dapat diperoleh dari sebuah fenomena di media sosial.
Intinya, jangan begitu mudah percaya ketika ada berita di medsos.
Di dalam dunia digital, hitam dapat menjadi putih, dan putih pun dapat menjadi hitam.
Sebagai kesimpulan, sebelum meyakini suatu informasi, saring dulu dan gunakan akal sehat.
Rasa penasaran makin memuncak, ketika banyak warganet mulai membahas tentang jual beli hp ilegal dan desas-desus ditangkapnya orang yang ada di foto tersebut.
Wah, karena semakin penasaran, saya pun mencari tahu, ternyata sang pemilik PS Store tersebut memang begitu terkenal. Walah, saya sempat merasa menyesal mengapa baru mengenal PS Store. Kalau kenal dari dulu, mungkin saya beli hape-nya, hehehe.
Tapi, lebih banyak untungnya saya tidak terpapar promosi dari PS Store, mungkin karena alergi dengan promosi hape murah, yang di otak saya kalau melihat promo HP dengan harga lebih murah dari pasaran, pasti mikir itu adalah penipu.
Nah, kembali ke pembahasan kita. Ternyata, sang pemilik PS Store diciduk karena dianggap melakukan penjualan HP ilegal. Pantas saja harganya murah dan kadang jauh dari harga sebenarnya. Hmmm....begitu ya.
Lalu, pertanyaan selanjutnya adalah mengapa nangkapnya baru sekarang? Mengapa gak dari dulu ajah. Yah, entahlah saya juga gak tau jawabannya.
Intinya, dari peristiwa tersebut, kita bisa belajar bahwa apapun itu, walaupun sangat menguntungkan, jika dilakukan secara tidak wajar, melanggar aturan, atau bermain curang, maka hasilnya akan sia-sia.
Jadi, lebih baik berdagang dengan sistem yang ada saja, yang penting berkah dan bermanfaat.
---
Saya membuka-buka instagram sang pemilik PS Store dan wow, ternyata pergaulan dan gaya hidupnya pun memang sudah setara selebriti. Ada banyak foto atau video bersama artis dan influencer ternama. Ada juga foto-foto bersama keluarga dengan latar rumah dan mobil mewah.
Usaha jual HP ilegal dengan tanpa membayar bea cukai wajar saja begitu memikat. Ternyata, hasilnya memang sungguh luar biasa.
Namun, ada satu catatan lagi yang tidak luput dari cengkraman pikiranku.
Bahwa dari keseluruhan aset yang telah diraih oleh sang pemilik PS Store, itu semua adalah sumbangan dari para pembeli-nya, yang tidak lain tidak bukan adalah masyarakat Indonesia sendiri, yang merupakan penikmat hape mahal dari kalangan ekonomi menengah...
Dan itu semua menyumbang kerugian untuk negara, karena setiap hape yang terjual tak ada pemasukan buat negara.
Pertanyaannya adalah apakah cuma PS Store yang bermain di bisnis ilegal seperti ini? Sebaiknya pemerintah serius mengusut tuntas agar pengusaha ilegal lain yang merugikan negara segera ditindak tanpa pandang bulu, termasuk para koruptor yang hingga kini lambat diusut.
Kisah pemilik PS Store ini hanyalah sekelumit kisah pelanggaran hukum di negeri ini.
Banyak kisah lain yang lebih berat pelanggarannya.
Semoga hukum di negeri ini benar-benar ditegakkan sehingga tidak ada lagi yang mengatakan bahwa keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia belum terwujud.
Semoga perlakuan di bidang hukum pun semakin memanusiakan manusia sehingga tidak ada lagi yang meragukan sila kedua Pancasila yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab.
Ya, udah. Segitu ajah celoteh santai hari ini. Semoga kita semua bisa belajar dari kisah pemilik PS Store yang kini telah menjadi tersangka atas kasus penjualan barang secara ilegal.
---
Namun, celotehan di atas adalah masa lalu, saya pun hampir termakan tipuan media. Mari kita simak rangkuman klarifikasi Putra Siregar, sang pemilik PS Store di bawah ini.
*Update: Klarifikasi Dugaan Penipuan PS Store, Tayang di Channel Om Deddy Corbuzier (30 Juli 2020)
Dari video klarifikasi Putra Siregar, sang pemilik PS Store di channel YouTube Deddy Corbuzier, ditemukan bahwa berita penangkapan pengusaha HP tersebut di tahun 2020 adalah HOAX. Ternyata, kasus yang menimpanya sudah berlalu, tepatnya di tahun 2017.
Kemudian tuduhan buzzer yang mengatakan bahwa PS Store menjual hape yang benar-benar banting harga, dimana harga 20 juta-an bisa disulap jadi 1 juta-an dimentahkan di video klarifikasi tersebut.
Putra Siregar bahkan menunjukkan bukti bahwa ia benar-benar punya penghargaan atas rekor penjualannya yang mencapai angka fantastis.
Dan agar lebih meyakinkan, ia pun menujukkan bukti pembayaran cukai atas produk ponsel yang ia jual.
Jadi, dari kasus ini, ada banyak pembelajaran yang dapat diperoleh dari sebuah fenomena di media sosial.
Intinya, jangan begitu mudah percaya ketika ada berita di medsos.
Di dalam dunia digital, hitam dapat menjadi putih, dan putih pun dapat menjadi hitam.
Sebagai kesimpulan, sebelum meyakini suatu informasi, saring dulu dan gunakan akal sehat.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih atas kepatuhannya melakukan komentar yang sopan, tidak menyinggung S4R4 dan p0rnografi, serta tidak mengandung link aktif, sp4m, iklan n4rk0ba, senj4t4 ap1, promosi produk, dan hal-hal lainnya yang tidak terkait dengan postingan. Jika ada pelanggaran, maaf jika kami melakukan penghapusan sepihak. Terimakasih dan Salam blogger!