Ini Dampak Larangan Pakai Cadar dan Celana Cingkrang Bagi ASN
INIRUMAHPINTAR - Entah apa yang mendasari, penggunaan cadar dan celana cingkrang, yang merupakan salah satu hak asasi beragama Islam menjadi fokus pemerintah, dalam hal ini menteri agama baru di rezim ini. Tiba-tiba, larangan memakai cadar bagi muslimah dan celana cingkrang bagi muslim di lingkungan ASN ingin diberlakukan. Ada apa? Padahal, memakai cadar dan celana cingkrang bukanlah larangan agama dan tidak bertentangan dengan syariah agama. Kita tentu harus menghormati pemahaman beragama dengan adanya keyakinan firqah dan mengikuti fiqih berbeda dalam ber-Islam.
Apakah orang yang menyuarakan larangan bercadar dan celana cingkrang ini sudah belajar Islam benar-benar, atau bertanya kepada ahli agama dulu baru memunculkan benih-benih kegaduhan ini? Cadar atau celana cingkrang itu bagian dari ajaran Islam, jangan ada penggiringan opini dari kaum munafiqun yang mengatakan bahwa cadar bukan ajaran Islam, sebagaimana opini yang diutarakan Abu Janda dalam salah satu talkshow TV One. Dan anehnya, kenapa pemerintah ikut-ikutan seakan memaknai cadar dan celana cingkrang ini adalah sebuah hal yang salah?
Andaikan nanti aturan pelarangan cadar dan celana cingkrang ini benar-benar diberlakukan di lingkungan ASN, tahu tidak, menurut analisis kami, akan banyak dampak yang akan timbul. Dan semuanya mengarah kepada kegaduhan karena ketidakadilan.
Mengapa demikian?
1. Cadar dan celana cingkrang dipermasalahkan, mengapa ASN nonmuslim yang buka aurat dibiarkan sementara ia berada pada lingkungan mayoritas Islam?
2. Cadar dan celana cingkrang dipermasalahkan, mengapa ASN, menteri, dan istri pejabat pemerintah, juga termasuk istri presiden yang buka aurat dan sering tampil di media massa, dibiarkan sementara itu jelas-jelas melanggar syariat Islam? bukankah itu justru bisa menimbulkan dampak lebih luas jika dijadikan tameng ikut-ikutan oleh generasi selanjutnya, terutama kaum hawa.
Intinya, pelarangan cadar dan celana cingkrang bagi umat Islam bukanlah solusi utama jika dimaksudkan untuk menekan angka radikalisme di negara ini. Yang mesti difokuskan adalah menguatkan aturan agar sesama anak bangsa yang berbeda-beda agama ini, diatur agar saling menghormati, tidak gampang saling mengomentari dan mengkritisi keyakinan masing-masing.
Coba lihat deh, jika benar-benar ingin adil dan pro kepada Islam, pelarangan yang mesti diterapkan pemerintah justru harusnya pelarangan media massa menyiarkan tontonan yang kontennya mengandung wanita yang membuka aurat, karena berpotensi menjadi kampanye buka aurat, terutama kepada generasi muslimah. Dengan kata lain, setiap presenter, aktris, dan siapapun komponen yang dihadirkan dalam tayangan TV mestilah menutup aurat. Pertanyaannya adalah beranikah pemerintah, dalam hal ini menag menangani ini? Ini pro syariah loh? Jika tidak berani, mengapa justru berani merekomendasikan pelarangan cadar dan celana cingkrang yang tidaklah bertentangan dengan syariat agama? Ada apa?
Jika pemerintah selalu seperti ini, muncul stigma bahwa yang mau dikerdilkan di negeri ini adalah umat Islam. Dampaknya adalah bukan malah menghilangkan kegaduhan beragama, bahkan justru memantik kegaduhan-kegaduhan baru.
Parahnya lagi, orang-orang berpemikiran kiri seperti Abu Janda dkk, mengapa selalu diberi panggung untuk mengomentari hal-hal yang bahkan tidak dipahaminya, terutama mengenai syariat Islam? Kehadiran oknum seperti itu, bukannya menjernihkan akal sehat, malah merusak tatanan kedamaian beragama di negeri ini. Masa ia, cadar dikatakannya bukan bagian dari ajaran Islam, menurutnya cadar hanyalah bagian mode dari timur tengah. Parah sekali bukan?
Intinya, jika pemerintah selalu saja mengeluarkan kebijakan yang tidak berbobot seperti larangan cadar dan celana cingkrang ini, maka rakyat millenial yang semakin cerdas ini lambat laun akan kehilangan kepercayaan terhadap peran pemerintah dalam mendahulukan cita-cita bangsa yang tertuang dalam Pancasila dan UUD 1945.
Bukankah lebih baik fokus pada masalah-masalah bangsa yang lebih urgent, seperti masalah OPM, masalah perekonomian bangsa, pendidikan, kesehatan, penyediaan lapangan kerja. Fokuslah pada masalah besar itu, jangan hanya bisa terus terusan membebani rakyat dengan kebijakan aneh, pajak-pajak dan iuran yang semakin hari semakin naik, dan isu-isu tuduhan kepada umat Islam yang belum jelas akar permasalahannya.
Tulisan ini dibuat bukan untuk menjelek-jelekkan siapapun, tetapi mengajak semua pihak untuk berpikir jernih, khususnya pemerintah dalam membuat kebijakan agar tidak terjadi kegaduhan di negeri ini. Karena rakyat kecil hanya butuh kedamaian dan kesejahteraan, bukan penambahan beban...rakyat tidak butuh hanya sekedar janji kampanye, tetapi bukti dan aksi nyata...rakyat tidak butuh pengalihan isu, tetapi jawaban dan solusi...
Apakah orang yang menyuarakan larangan bercadar dan celana cingkrang ini sudah belajar Islam benar-benar, atau bertanya kepada ahli agama dulu baru memunculkan benih-benih kegaduhan ini? Cadar atau celana cingkrang itu bagian dari ajaran Islam, jangan ada penggiringan opini dari kaum munafiqun yang mengatakan bahwa cadar bukan ajaran Islam, sebagaimana opini yang diutarakan Abu Janda dalam salah satu talkshow TV One. Dan anehnya, kenapa pemerintah ikut-ikutan seakan memaknai cadar dan celana cingkrang ini adalah sebuah hal yang salah?
Andaikan nanti aturan pelarangan cadar dan celana cingkrang ini benar-benar diberlakukan di lingkungan ASN, tahu tidak, menurut analisis kami, akan banyak dampak yang akan timbul. Dan semuanya mengarah kepada kegaduhan karena ketidakadilan.
Mengapa demikian?
1. Cadar dan celana cingkrang dipermasalahkan, mengapa ASN nonmuslim yang buka aurat dibiarkan sementara ia berada pada lingkungan mayoritas Islam?
2. Cadar dan celana cingkrang dipermasalahkan, mengapa ASN, menteri, dan istri pejabat pemerintah, juga termasuk istri presiden yang buka aurat dan sering tampil di media massa, dibiarkan sementara itu jelas-jelas melanggar syariat Islam? bukankah itu justru bisa menimbulkan dampak lebih luas jika dijadikan tameng ikut-ikutan oleh generasi selanjutnya, terutama kaum hawa.
Intinya, pelarangan cadar dan celana cingkrang bagi umat Islam bukanlah solusi utama jika dimaksudkan untuk menekan angka radikalisme di negara ini. Yang mesti difokuskan adalah menguatkan aturan agar sesama anak bangsa yang berbeda-beda agama ini, diatur agar saling menghormati, tidak gampang saling mengomentari dan mengkritisi keyakinan masing-masing.
Coba lihat deh, jika benar-benar ingin adil dan pro kepada Islam, pelarangan yang mesti diterapkan pemerintah justru harusnya pelarangan media massa menyiarkan tontonan yang kontennya mengandung wanita yang membuka aurat, karena berpotensi menjadi kampanye buka aurat, terutama kepada generasi muslimah. Dengan kata lain, setiap presenter, aktris, dan siapapun komponen yang dihadirkan dalam tayangan TV mestilah menutup aurat. Pertanyaannya adalah beranikah pemerintah, dalam hal ini menag menangani ini? Ini pro syariah loh? Jika tidak berani, mengapa justru berani merekomendasikan pelarangan cadar dan celana cingkrang yang tidaklah bertentangan dengan syariat agama? Ada apa?
Jika pemerintah selalu seperti ini, muncul stigma bahwa yang mau dikerdilkan di negeri ini adalah umat Islam. Dampaknya adalah bukan malah menghilangkan kegaduhan beragama, bahkan justru memantik kegaduhan-kegaduhan baru.
Parahnya lagi, orang-orang berpemikiran kiri seperti Abu Janda dkk, mengapa selalu diberi panggung untuk mengomentari hal-hal yang bahkan tidak dipahaminya, terutama mengenai syariat Islam? Kehadiran oknum seperti itu, bukannya menjernihkan akal sehat, malah merusak tatanan kedamaian beragama di negeri ini. Masa ia, cadar dikatakannya bukan bagian dari ajaran Islam, menurutnya cadar hanyalah bagian mode dari timur tengah. Parah sekali bukan?
Intinya, jika pemerintah selalu saja mengeluarkan kebijakan yang tidak berbobot seperti larangan cadar dan celana cingkrang ini, maka rakyat millenial yang semakin cerdas ini lambat laun akan kehilangan kepercayaan terhadap peran pemerintah dalam mendahulukan cita-cita bangsa yang tertuang dalam Pancasila dan UUD 1945.
Bukankah lebih baik fokus pada masalah-masalah bangsa yang lebih urgent, seperti masalah OPM, masalah perekonomian bangsa, pendidikan, kesehatan, penyediaan lapangan kerja. Fokuslah pada masalah besar itu, jangan hanya bisa terus terusan membebani rakyat dengan kebijakan aneh, pajak-pajak dan iuran yang semakin hari semakin naik, dan isu-isu tuduhan kepada umat Islam yang belum jelas akar permasalahannya.
Tulisan ini dibuat bukan untuk menjelek-jelekkan siapapun, tetapi mengajak semua pihak untuk berpikir jernih, khususnya pemerintah dalam membuat kebijakan agar tidak terjadi kegaduhan di negeri ini. Karena rakyat kecil hanya butuh kedamaian dan kesejahteraan, bukan penambahan beban...rakyat tidak butuh hanya sekedar janji kampanye, tetapi bukti dan aksi nyata...rakyat tidak butuh pengalihan isu, tetapi jawaban dan solusi...
No comments:
Post a Comment
Terimakasih atas kepatuhannya melakukan komentar yang sopan, tidak menyinggung S4R4 dan p0rnografi, serta tidak mengandung link aktif, sp4m, iklan n4rk0ba, senj4t4 ap1, promosi produk, dan hal-hal lainnya yang tidak terkait dengan postingan. Jika ada pelanggaran, maaf jika kami melakukan penghapusan sepihak. Terimakasih dan Salam blogger!