Pengertian, Jenis, Istilah DRAMA (Sendratari, Tragedi, Komedi, Opera, Tablo)
INIRUMAHPINTAR - Berdasarkan penyajian lakon, drama dapat dibedakan menjadi 8 jenis, yaitu Sendratari, Tragedi, Komedi, Opera, Tablo, Melodrama, Tragekomedi, dan Farce. Lalu, apa pengertian Sendratari, Tragedi, Komedi, Opera, Tablo, Melodrama, Tragekomedi, dan Farce? Apa yang membedakan di antara ke-8 jenis drama tersebut?
Bagi sobat yang bergelut di dunia sastra dan teater, tentu perlu mengetahui konsep jenis-jenis drama ini. Termasuk adik-adik yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama dan atas. Dalam pelajaran bahasa Indonesia, materi ini termasuk topik yang perlu dikuasai.
Nah, untuk lebih jelasnya, langsung saja mari kita dalami pembahasan tentang pengertian Sendratari, Tragedi, Komedi, Opera, Tablo, Melodrama, Tragekomedi, dan Farce berikut ini:
1. Sendratari
Sendratari adalah kombinasi atau gabungan antara seni drama dan seni tani. Para pemain sendratari terdiri dari penari-penari yang berbakat. Rangkaian peristiwa dalam cerita diwujudkan dalam bentuk tari yang diiringi musik. Dalam sendratari, tidak terdapat dialog. Hanya kadang-kadang dibumbuhi narasi singkat agar penonton tidak terlalu asing dan bingung tentang cerita yang sedang dipentaskan. Sendratari pada dasarnya lebih mengutamakan tari daripada jalan cerita di dalamnya. Dengan kata lain, cerita yang melatarbelakangi sendratari hanya berupa sarana. Contoh sendratari yang populer yaitu Sendratari Ramayana yang dipersembahkan dengan iringan gamelan Jawa. Awalnya dipentaskan di Prambanan, Jogjakarta, kini bisa dikenal hingga ke kancah Internasional.
2. Tragedi
Tragedi atau duka ceria adalah drama yang mengandung rasa sakit dan kesedihan. Akar ceritanya yaitu pelaku utama tidak pernah berhasil dalam memperjuangkan nasibnya yang buruk mulai dari awal sampai akhir pertunjukan. Di bagian akhir cerita malah berujung kedukaan yang mendalam sebab maut menjemput tokoh utama (dimatikan dalam cerita). Dengan demikian, penonton seolah-olah ikut menanggung dan merasakan derita yang dialami pelaku utama. Oleh karena itu, tak jarang penonton ikut merasa sedih, hingga mengeluarkan tangisan air mata.
3. Komedi
Komedi atau suka cerita adalah drama penggeli hati. Drama ini penuh kelucuan yang menimbulkan tawa penonton. Sebagian orang mengatakan bahwa komedi adalah drama gelak. Meskipun demikian, sama sekali komedi bukan lawak. Komedi tetap menuntut nilai-nilai drama. Gelak tawa penonton dibangkitkan lewat kata-kata. Kekuatan kata-kata yang dipilih itulah yang membangkitkan kelucuan. Kelucuan itu sering mengandung sindiran dan kritik kepada anggota masyarakat tertentu. Karena itu, bahan yang digunakan diaambil dari kejadian-kejadian yang ada dalam masyanakat.
4. Opera
Opera adalah drama yang dialognya dinyanyikan dengan diiringi musik. Lagu yang dinyanyikan pemain satu berbeda dengan lagu yang dinyanyikan pemain lain. Demikian pula irama musik pengiringnya. Drama jenis ini memang mengutamakan nyanyian dan musik, sedangkan lakonnya hanya sebagai sarana. Opera yang pendek namanya operet.
5. Tablo
Tablo adalah jenis drama yang mengutamakan gerak. Para pemainnya tidak mengucapkan dialog, tetapi hanya melakukan gerakan-gerakan. Jalan cerita dapat diketahui lewat gerakan-gerakan itu. Bunyi-bunyian pengiring (bukan musik) untuk memperkuat kesan gerakan-gerakan yang dilakukan pemain. Jadi, yang ditonjolkan dalam drama jenis ini kekuatan akting para pemainnya.
6. Melodrama
Melodrama adalah drama yang dialognya diucapkan dengan iringan mclodi/musik. Tenw saja cara mengucapkannya sesuai dengan musik pengiringnya. Bahkan kadang-kadang pemain tidak bicara apa-apa. Pengungkapan perasaannya diwujudkan dengan ekspresi wajah dan gerak-gerik tubuh yang diiringi musik. Asal-usul melodrama sebenarnya opera. Dan opera yang dialog para pemainnya dinyanyikan dan diiringi musik itu, lahir jenis melodrama.
7. Tragekomedi
Tragekomedi adalah perpaduan antara drama tragedi dan komedi. Isi lakonnya penuh kesedihan, tetapi juga mengandung hal-hal yang menggembirakan dan menggelikan hati. Sedih dan gemhira silih berganti. Kadang-kadang penonton larut dalam kesedihan, kadang-kadang tertawa terbahak-bahak sebagai wujud rasa geli dan gembira.
8. Farce
Farce adalah drama yang menyerupai dagelan, tetapi tidak sepenuhnya dagelan. Ceritanya berpola komedi. Gelak tawa dimunculkan lewat kata dan perbuatan.Yang ditonjolkan dalam drama ini adalah kelucuan yang mengundang gelak tawa agar penonton merasa senang.
Pembagian Jenis-Jenis Drama yang Lain
Berdasarkan sarana/alat yang digunakan untuk menyampaikan kepada penikmat (penonton, pemirsa, atau pendengar), drama dapat dibedakan menjadi enam jenis, yaitu drama panggung, drama radio, drama televisi, drama film, drama wayang, dan drama boneka.
1. Drama Panggung
Drama panggung dimainkan oleh para aktor di panggung pertunjukan. Penonton berada di sekitar panggung dan dapat menikmati secara langsung dengan cara melihat perbuatan para aktor, mendengarkan dialog, bahkan dapat meraba kalau mau dan boleh.
2. Drama Radio
Drama radio tidak bisa dilihat dan diraba, tetapi hanya bisa didengarkan oleh penikmat. Berbeda dengan drama panggung yang bisa ditonton saat dimainkan, drama radio dapat disiarkan langsung dan dapat pula direkam dulu lalu disiarkan pada waktu yang dikehendaki. Bila mau, dapat pula disiarkan berulang-ulang.
3. Drama Televisi
Drama televisi dapat didengar dan dilihat (meskipun hanya gambar). Hampir sama dengan drama panggung, hanya bedanya, drama televisi tak dapat diraba. Drama televisi dapat ditayangkan langsung, dapat pula direkam dulu lalu ditayangkan kapan saja sesuai dengan program mata acara televisi.
4. Drama Film
Drama film hampir sama dengan drama televisi. Bedanya, drama film menggunakan layar lebar dan biasanya dipertunjukkan di bioskop dan penontonnya berduyun-duyun pergi ke bioskop. Namun, drama film dapat pula ditayangkan dari studio televisi sehingga penonton dapat menikmati di rumah masing-masing.
5. Drama Wayang
Ciri khas tontonan drama adalah ada cerita dan dialog. Karena itu, semua bentuk tontonan yang mengandung cerita disebut juga drama, termasuk tontonan wayang kulit (Jawa) atau wayang golek (Sunda). Para tokoh digambarkan dengan wayang atau golek (boneka kecil) yang dimainkan oleh dalang.
6. Drama Boneka
Drama boneka hampir sama dengan wayang. Bedanya, dalam drama boneka para tokoh digambarkan dengan boneka yang dimainkan oleh beberapa orang. Bahkan, kalau bonekanya besar (di dalamnya ada orang) boneka itu dapat bermain sendiri tanpa dimainkan dalang.
Selanjutnya, berdasarkan ada atau tidaknya naskah yang digunakan, drama dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu drama tradisional dan drama modern.
1. Drama Tradisional
Drama tradisional adalah tontonan drama yang tidak menggunakan naskah. Kalau toh ada naskah, naskah 1tu hanya berupa kerangka cerita dan beberapa catatan yang berkaitan dengan permainan drama. watak tokoh, dialog, dan gerak-geriknya diserahkan sepenuhnya kepada pemain. Dengan cara seperti ini risiko gagal tentu saja sangat besar. Risiko gagal itu
menjadi kecil kalau para pemainnya sudah banyak pengalaman. Ketoprak (Jawa Tengah), ludruk (Jawa Timur), dan lenong (Betawi) adalah contoh drama tradisional.
2. Drama Modern
Drama modem menggunakan naskah. Naskah yang berisi dialog dan perbuatan para pemain itu benar-benar diterapkan. Artinya, pemain menghafalkan dialog dan berbuat atau melakukan gerak-gerik seperti
yang tertulis dalam naskah. Dialog yang sudah dihafalkan itu lalu dicobakan dalam praktik, disertai gerak-gerik seperti yang dikehendaki naskah. Para pemain berlatih berulang-ulang sampai benar-benar bisa memerankan dengan penuh penjiwaan tokoh
yang diperaninya.
Beberapa Istilah dalam Drama
Dalam membicarakan drama banyak kita jumpai istilah yang erat hubungannya dengan pementasan drama, antara lain sebagai berikut.
1. Babak
Babak merupakan bagian dan lakon drama. Satu lakon drama mungkin saja terdiri dari satu, dua, atau tiga babak. Mungkin juga lebih. Dalam pementasan, batas antara babak satu dan babak lain ditandai dengan turunnya layar, atau lampu penerang panggung dimatikan sejenak. Bila lampu itu dinyalakan kembali atau layar ditutup kembali, biasanya ada perubahan penataan panggung yang menggambarkan setting yang berbeda, baik setting empat, waktu, maupun suasana terjadinya suatu peristiwa.
2. Adegan
Adegan adalah bagian dar babak. Sehuah adegan hanya menggambarkan satu suasana yang merupakan bagian dan rangkaian suasana-suasana dalam babak. Setiap kali terjadi penggantian adegan tidak selalu diikuti dengan penggantian setting.
3. Prolog
Prolog adalah kata pendahuluan dalam lakon dnama. Prolog memainkan peran yang besar dalam menyiapkan pikiran penonton agar dapat mengikuti lakon (cerita) yang akan disajikan. Itulah sebabnya, prolog sering berisi sinopsis lakon, perkenalan tokoh-tokoh dan pemerannya, serta konflik-konflik yang akan terjadi di panggung.
4. Epilog
Epilog adalah kata penutup yang mengakhiri pementasan. Isinya, biasanya berupa kesimpulan atau ajaran yang bisa diambil dan tontonan drama yang baru saja disajikan.
5.Dialog
Dialog adalah percakapan para pemain. Dialog memainkan peran yang sangat penting karena menjadi pengarah lakon drama. Artinya, jalannya cerita drama itu diketahui oleh penonton lewat dialog para pemainnya. Agar dialog 1tu tidak hambar, pengucapannya harus disertai penjiwaan emosional. Selain itu, pelafalannya harus jelas dan cukup keras sehingga dapat didengar semua penonton. Seorang pemain yang berbisik, misalnya, harus diupayakan agar bisikannya tetap dapat didengarkan para penonton.
6. Monolog
Monolog adalah percakapan seorang pemain dengan dirinya sendiri. Apa yang diucapkan itu tidak ditujukan kepada orang lain. Isinya, mungkin ungkapan rasa senang, rencana yang akan dilaksanakan, sikap terhadap suatu kejadian, dan lain-lain.
7. Mimik
Mimik adalah ekspresi gerak-gerik wajah (air muka) untuk menunjukkan emosi yang dialami pemain. Ekspresi wajah pemain yang sedang sedih tentu saja berbeda dengan keika sedang marah.
8. Pantomim
Pantomim adalah ekspresi gerak-gerik tubuh untuk menunjukkan emosi yang dialami pemain.
9. Pantomimik
Pantomimik adalah perpaduan ekspresi gerak-gerik wajah dan gerak-gerik tubuh untuk menunjukkan emosi yang dialami pemain.
10. Gestur
Gestur adalah gerak-gerak besar, yaitu gerakan tangan, kaki, kepala, dan tubuh pada umumnya yang dilakukan pemain.
11.Bloking
Bloking adalah aturan berpindah tempat dan tempat yang satu ke tempat yang lain agar penampilan pemain tidak menjemukan.
12.Gait
Gait berbeda dengan bloking karena gait diartikan tanda-tanda khusus pada cara berjalan dan cara bergerak pemain.
13. Akting
Akting adalah gerakan-gerakan yang dilakukan pemain sebagai wujud penghayatan peran yang dimainkannya. Bila gerakan-gerakan itu terlalu
banyak, dinamakan over akting.
14. Aktor
Aktor adalah orang yang melakukan akting, yaitu pemain drama. Pengertian aktor bisa mnenjangkau pemain pria dan wanita, khusus pemain wanita disebut aktris.
15. Improvisasi
Improvisasi adalah gerakan-gerakan atau ucapan-ucapan penyeimbang untuk lebih menghidupkan pemeranan.
16. Ilustrasi
Ilustrasi adalah iringan bunyi-bunyian untuk memperkuat suasana yang sedang digambarkan. Sering juga istilah ilustrasi ini diganti musik pengiring.
17. Kontemporer
Kontemporer adalah lakon atau naskah serba bebas yang tidak terikat aturan atau kelaziman.
18. Kostum
Kostum adalah pakaian para pemain yang dikenakannya pada saat memerankan tokoh cerita di panggung.
19. Skenario
Skenario adalah susunan garis-garis besar bkon drama yang akan diperagakan para pemain.
20. Panggung
Panggung adalah tempat para aktor memainkan drama. Biasanya dibuat lebih tinggi daripada tempat duduk penonton agar penonton yang duduk paling belakang pun dapat menyaksikan apa yang diperagakan aktor di panggung.
21. Layar
Layar adalah kain penutup panggung bagian depan yang dapat dibuka dan ditutup sesuai kebutuhan. Tidak semua Panggung dilengkapi layar.
22. Penonton
Penonton adalah semua orang yang hadir untuk menyaksikan pertunjukan drama. Penonton ada yang benar-benar berminat, penasaran, atau hanya sekadar iseng.
23. Sutradara
Sutradara adalah orang yang memimpin dan paling bertanggung jawab dalam pementasan drama. Sutradara dapat disamakan dengan dalang wayang kulit dalam kesenian Jawa.
Referensi:
- Buku Terampil bermain drama karya Asul Wiyanto
Referensi:
- Buku Terampil bermain drama karya Asul Wiyanto
Terima kasih atas penjelasan nya. :)
ReplyDeleteAda yang salah No.19 tentang skenario kata "bkon" itu apa ya?
ReplyDelete