Pengertian Technopreneur, Social Entrepreneur, Ecopreneur - INIRUMAHPINTAR.com
Beranda · Sekolah · Kuliah · Sastra · Motivasi · Artikel Opini · Ulas Berita · English Corner · Ragam · Info · Forum Tanya Jawab Matematika · Jasa Pasang Iklan Murah

Pengertian Technopreneur, Social Entrepreneur, Ecopreneur

INIRUMAHPINTAR - Jelaskan Pengertian Technopreneur, Social Entrepreneur, Ecopreneur?Pengertian entrepreneur berkembang terus dari waktu ke waktu. Pada saat ini pengertian entrepreneur lebih ditekankan kepada usaha dalam sektor bisnis dengan orientasi terhadap pencapaian keuntungan yang sebesar-besarnya. Di samping itu, muncul beberapa istilah yang baru berkembang, yang mengacu kepada istilah entrepreneur tetapi tidak berorientasi semata-mata untuk mendapatkan keuntungan. Istilah tersebut adalah Technopreneur, Social Entrepreneur, Ecopreneur. Dan inilah yang akan dibahas tuntas pada tulisan kali ini. 

Pengertian Technopreneur

Technopreneur diartikan sebagai seseorang entrepreneur yang mengerjakan atau menjalankan bisnis berdasarkan kecakapannya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Technopreneur secara sederhana dapat juga didefinisikan sebagai seorang peminat/pencinta teknologi yang mempunyai jiwa entrepreneur atau jiwa bisnis yang tinggi. Tanpa jiwa entrepreneur seorang peminat teknologi kemungkinan hanya dapat menjadi seorang teknisi dan tidak kuasa memanfaatkan atau mengembangkan teknologi yang dikuasainya menjadi suatu peluang bisnis yang menguntungkan untuk jangka panjang.

Teknopreneur sejatinya adalah orang yang punya kompetensi dan ide cemerlang dalam membuat, berkreasi, & berinovasi atas suatu produk/jasa yang akan dijual ke pasar. Secara umum, ada dua jenis bisnis yang dapat membentuk technology entrepreneur (technopreneur), yaitu: bisnis lifestyle dan bisnis pertumbuhan tinggi (high growth businesses).
Pengertian Technopreneur - Achmad Zaky, Technopreneur asal Indonesia
Bisnis lifestyle lazimnya tidak tumbuh dengan cepat sehingga kurang menarik bagi pemodal atau investor profesional. Sedangkan bisnis pertumbuhan tinggi memiliki potensi/peluang menghasilkan kekayaan yang besar dengan cepat, berisiko tinggi, tetapi di lain sisi mampu memberikan imbalan atau profit yang besar sehingga menarik bagi pemodal ventura (ventura capitalist). Dell, adalah contoh perusahaan yang bisa dikategorikan bisnis pertumbuhan tinggi.

Perkembangan berbagai pusat inovasi dan inkubator bisnis dalam bidang teknologi di beberapa perguruan tinggi dan lembaga riset merupakan upaya yang positif untuk membangun technopreneurship di Indonesia.

Teknologi informasi yang berkembang sangat pesat akhir-akhir ini, telah menciptakan banyak technopreneur ternama yang “legendaris" di dunia. Sebagian besar dari kita tentu telah mengenal nama nama: Bill Gates pendiri Microsoft, Steve Jobs pendiri Apple, Linus Trovaldi pencipta software open source Linux, Larmy Page & Sergei Brin pendiri Google, Jerry Yang pendiri Yahoo, Steve Chen, Chad Harley, Jowed Karim pendiri YouTube, Jack Ma pendiri AliBaba.com dan terakhir yang amat populer adalah Mark Zuckerberg pendiri Facebook.

Para technopreneur tersebut sebagian besar memulai dan mendirikan usahanya pada waktu usianya masih sangat muda (darah muda), yakni pada usia sekitar 20-an tahun. Mereka sebagian besar juga tidak menyelesaikan kuliahnya (drop out) tetapi memilih untuk fokus mengelola usahanya di bidang teknologi informasi. Mereka semua termasuk orang-orang yang punya visi yang terarah, tajam, pintar melihat peluang, berani mengambil risiko, tanggap terhadap perubahan zaman dan pastinya ulet dan pekerja keras untuk mewujudkan cita-citanya.


Pengertian Social Entrepreneur

Social entrepreneur sendiri adalah seseorang yang mampu melihat suatu permasalahan sosial, dan menggunakan cara-cara entrepreneur (bisnis) untuk mengkreasi, mengorganisasi,  dan memanajemen sebuah usaha (organisasi) untuk menciptakan perubahan sosial. (wikipedia)

Tidak seperti seorang entrepreneur yang keberhasilannya diukur dari keuntungan materi, sukses seorang social entrepreneur dilihat dari seberapa besar manfaat atau sumbangsi usahanya terhadap masyarakat.

Istilah social entrepreneur dipopulerkan oleh Bill Drayton yakni pendiri yayasan ASHOKA, suatu yayasan yang menmfokuskan diri untuk pengembangan social entrepreneur. Akhir-akhir ini sektor industri dan ekonomi dunia tumbuh significan tetapi bidang sosial seperti pendidikan dan kesehatan justru jauh tertinggal dan terkadang masih memprihatinkan. 

Berdasarkan keprihatinan atau kepedulian atas kondisi tersebut para perintis social entrepreneur, mencoba melakukan suatu perubahan untuk memperbaiki kondisi sosial masyarakat. Pada mulanya sosial entrepreneur menyertakan diri mereka dalam usaha-usaha nonprofit yang diselenggarakan berbagai lembaga swadaya masyarakat, namun saat ini banyak social entrepreneur yang juga bekerja di pemerintahan atau perusahaan swasta sehingga dapat menghasilkan manfaat yang lebih nyata bagi masyarakat.

Seorang social entrepreneur yang amat terkenal saat ini adalah Muhammad Yunus, pendiri dan manajer dan Grameen Bank di Bangladesh. Bank tersebut didirikan semata-mata untuk menyalurkan pinjaman tanpa agunan kepada masyarakat miskin di Bangladesh, dan akhirnya usaha tersebut terbukti sudah sukses meningkatkan taraf hidup sebagian rakyat Bangladesh yang hidup di bawah garis kemiskinan. Berkat kerja nyata dan keberhasilannya tersebut, Muhammad Yunus, sang pelopor, memperoleh hadiah Nobel perdamaian pada tahun 2006.

Contoh organisasi lain yang bersifat social entrepreneur adalah Yayasan The George. Yayasan tersebut berusaha untuk memberdayakan kaum perempuan di India dengan jalan mendirikan koperasi petani, menyediakan pendidikan,  menyelenggarakan berbagai pelatihan di bidang pertanian termasuk pengembangan bisnis pertanian. Keuntungan dari lahan pertanian yang dikelola yayasan tersebut adalah digunakan untuk meningkatkan status ekonomi pekerjanya sekaligus diperuntukkan untuk pengembangan usaha-usaha kemanusiaan lainnya.

Pengertian Technopreneurship

Technopreneurship (technology entrepreneurship), merupakan bagian dari entrepreneurship yang menekankan pada faktor teknologi, yakni kemampuan ilmu pengetahuan dan tekmologi dalam proses bisnisnya.

Perkembangan bisnis dalam bidang teknologi sebagian besar dihasilkan dari sinergi antara pemilik ide kreatif (technopreneur), yang umumnya berafiliasi dengan berbagai pusat riset (seperti Perguruan
Tinggi), dengan penyedia modal yang akan digunakan dalam berbisnis.

Technopreneurship memiliki dua fungsi utama, yakni: menjamin bahwa teknologi berfungsi sesuai kebutuhan pelanggan, dan teknologi tersebut dapat menghasillkan keuntungan (profitable).

Pengertian Ecopreneur

Ecopreneur diartikan sebagai entrepreneur yang memfokuskan diri kepada usaha yang ramah lingkungan, mencoba melakukan bisnis yang memberikan keuntungan kepada lingkungan. Mereka memproduksi barang-barang yang ramah lingkungan dan segala aktivitas memproduksi barang tersebut dengan cara yang memperhatikan kelestarian Iingkungan.

Isu tentang lingkungan saat ini menjadi perhatian pokok setiap elemen bangsa di seluruh dunia. Isu tersebut sangat sensitif bagi masyarakat. Apalagi, saat ini sebagian masyarakat sudah bersedia membeli suatu produk dengan harga yang sedikit lebih mahal asalkan produk tersebut ramah lingkungan.

Bisnis yang ramah lingkungan sering diistilahkan dengan bisnis hijau (green bisnis). Bisnis tersebut saat ini tumbuh dengan sangat pesat, dan memberikan keuntungan yang menjanjikan bagi orang yang memeloporinya. Bahkan kini,  tidak sedikit negara telah memberikan insentif khusus kepada para pelaku bisnis yang fokus menghasilkan produk-produk ramah lingkungan. 

Dalam jangka panjang ecopreneur akan menjadi tuntutan zaman bagi semua entrepreneur di dunia ini, bahkan sebagian orang meyakini bahwa bisnis ecopreneur adalah bisnis yang sangat prospektif dan menjanjikan di masa mendatang.

Contoh Kisah Technopreneur yang Menginspirasi

1. Kisah Mark Zuckerberg

Saat masih kuliah di Harvard University pada jurusan Computer Science, Mark berhasil meluncurkan situs pertemanan, yang belakangan kita kenal dengan istilah FACEBOOK. Tepatnya pada tanggal 4 Februari 2004 silam. Situs jejaring sosial tersebut kemudian tumbuh pesat dan mengantarkan Mark Zuckerberg menjadi milyarder muda ke-321 di Amerika Serikat berkat jerih payahnya sendiri, bukan warisan dari orang tuanya. 

2. Kisah Larry Page dan Sergey Brin

Kedua sukses menciptakan situs mesin pencari yang hampir tiap hari kita gunakan yaitu GOOGLE. Mulanya, situs paling berpengaruh di dunia tersebut dikembangkan di sebuah kamar asrama di Stanford University yakni pada 4 September 1998. Kini perusahaan tersebut mengantarkan Larry Page dan Sergey Brin menjadi milyarder Amerika Serikat. 

Bahkan kini, Google telah memiliki anak perusahaan meliputi YOuTube, Nik Software, Google Japan, AdMob, DoubleClick,Kaggle, Waymo, FeedBurner, Google China, Google Korea, ITA Software, Zagat, Verily Life Sciences, Apigee, Dropcam, Crashlytics, Google.org, Dialogflow, Jigsaw, Google UK Ltd, Bitium, Google Environment, Google Creative Lab, Owlchemy Labs, Lift Labs, BufferBox, Endoxon, Neotonic Software, Urban Engines, Appbridge Software Inc., dMark Broadcasting, Kaltix, Eyefluence Inc., Google Israel Ltd, Google New Zealand Ltd, Android Inc., Google Ireland Limited, Google India Private Limited, Google Australia Pry, Google Brasil Internet Ltda, Adscape, Green Border Technologies Inc, Google LLC, Google Ireland Holdings, Google Spain S.L.,ImageAmerica, Big Picture, Urchin Software Corporation, Google Pasific Pte. Ltd., Google Germany GmbH, Google Adsense, dsb. 

3. Kisah Achmad Zaky

Saat masih kuliah di ITB (Institut Teknologi Bandung), Achmad Zaky melihat peluang e-commerce dan menciptakan situs BUKALAPAK. Sempat mencoba peruntungan di usaha mie ayam pada 2006 yang kemudian bangkrut, ia ternyata ditakdirkan menjadi pemilik situs jual beli ternama yang dibangunnya pada Januari 2010. Meski hanya bersama seorang temannya dengan modal pas-pasan, setelah memperoleh suntikan investasi dari seorang investor Jepang, BUKALAPAK semakin berkembang hingga saat ini. Dan tentu saja, temuan ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat tanah air. Lagipula, situs BUKALAPAK memang reccommended dan terpercaya untuk belanja online karena selain produk dalam negerinya banyak, harganya terjangkau, dan fasilitasnya lengkap. Saya pun langganan dengan situs ini. Kamu?
****
Nah, seperti itulah gambaran lengkap tentang Pengertian Technopreneur, Social Entrepreneur, Ecopreneur. Semoga bermanfaat dan semoga contoh kisah-kisah sukses para Technopreneur yang juga tersaji dalam tulisan di atas dapat menginspirasi para pemuda-pemudi Indonesia untuk memulai dan membangun bisnis start-up(nya) di bidang teknologi informasi. 

1 Response to "Pengertian Technopreneur, Social Entrepreneur, Ecopreneur"

  1. trims informasinya, mungkin perlu dijelaskan juga ide-ide bisnis social entreprenuership itu seperti apa

    ReplyDelete

Terimakasih atas kepatuhannya melakukan komentar yang sopan, tidak menyinggung S4R4 dan p0rnografi, serta tidak mengandung link aktif, sp4m, iklan n4rk0ba, senj4t4 ap1, promosi produk, dan hal-hal lainnya yang tidak terkait dengan postingan. Jika ada pelanggaran, maaf jika kami melakukan penghapusan sepihak. Terimakasih dan Salam blogger!