5 Tipe Gangguan Belajar (Learning Disorder) dan Solusinya
INIRUMAHPINTAR - Tidak semua peserta didik dapat belajar dengan maksimal. Salah satu penyebabnya adalah adanya gangguan atau kesulitan belajar yang dialami. Dalam bahasa Inggris, gangguan belajar disebut sebagai Learning Disorder atau Learning Disabilities. Biasanya Guru dan Orang tua bingung melihat anak-anak mereka begitu lambat memproses pengetahuan atau ilmu yang diperoleh di sekolah. Pada saat itu, guru dan orang tua wajib melakukan pendalaman, pendekatan dan perlakuan khusus.
Minimal dengan mencari tahu terlebih dahulu tipe-tipe gangguan belajar yang dialami anak-anak mereka dengan mendeteksi gejala-gejalanya. Kemudian setelah itu, menyiapkan perlakuan khusus yang tepat. Dalam kondisi ini, pendampingan dan pendekatan aktif terhadap peserta didik yang mengalami gangguan belajar sangat diperlukan. Termasuk di dalamnya, ilmu kesabaran.
Apa sih Gangguan Belajar (Learning Disorder) itu?
Gangguan atau kesulitan belajar (learning disorder) sesungguhnya terjadi karena adanya masalah pemrosesan berbasis neurologis. Masalah pemrosesan ini dapat mengganggu kemampuan belajar dasar seperti membaca, menulis atau mempelajari matematika. Bahkan juga dapat mengganggu keterampilan tingkat tinggi seperti organisasi, perencanaan waktu, penalaran abstrak, ingatan dan perhatian jangka panjang atau jangka pendek. Penting untuk disadari bahwa ketidakmampuan belajar tersebut juga dapat mempengaruhi kehidupan seseorang di luar jalur akademik dan dapat mempengaruhi hubungan dengan keluarga, teman sekolah, atau lingkungan sekitar.
Karena kesulitan membaca, menulis dan matematika merupakan masalah yang dapat dikenali selama tahun-tahun sekolah, tanda dan gejala ketidakmampuan belajar paling sering didiagnosis selama masa itu. Namun, beberapa individu tidak menerima evaluasi dan solusi sampai mereka berada dalam pendidikan pasca sekolah menengah atau hingga memasuki dunia kerja. Padahal seharusnya, semakin cepat mendapat penanganan atau solusi maka semakin baik.
5 Tipe Gangguan Belajar (Learning Disorder) dan Solusinya |
Ketidakmampuan belajar tidak boleh dibiarkan menjadi masalah besar dalam belajar hanya karena adanya cacat visual, pendengaran, atau motorik; keterbelakangan mental; gangguan emosional; atau faktor lingkungan, budaya atau ekonomi.
Seringkali terlihat adanya kesenjangan antara potensi individu dan pencapaian aktual. Inilah sebabnya mengapa ketidakmampuan belajar disebut sebagai "cacat tersembunyi". Artinya, orang tersebut terlihat sangat "normal" dan terlihat seperti orang cerdas, tetapi faktanya tidak dapat menunjukkan tingkat keterampilan yang bisa dilakukan orang-orang seusianya.
Ketidakmampuan belajar tidak dapat disembuhkan atau diperbaiki; Ini adalah tantangan seumur hidup. Namun, dengan dukungan dan intervensi yang tepat, orang-orang dengan ketidakmampuan belajar dapat meraih kesuksesan di sekolah, di tempat kerja, dalam hubungan, dan di masyarakat.
"Learning Disabilities" adalah istilah "payung" yang menggambarkan sejumlah ketidakmampuan belajar lain yang lebih spesifik, seperti disleksia dan disgraphia. Temukan tanda dan gejala masing-masing, plus solusi/strategi untuk menanganinya berikut ini:
1. Auditory Processing Disorder (APD)
Juga dikenal sebagai Central Auditory Processing Disorder, gangguan ini adalah kondisi yang mempengaruhi secara negatif bagaimana suara yang berjalan tanpa hambatan melalui telinga lalu diproses atau ditafsirkan oleh otak. Individu dengan APD tidak mengenali perbedaan halus antara suara dalam kata-kata, bahkan saat suara terdengar keras dan cukup jelas untuk didengar. Mereka juga dapat merasa sulit untuk mengetahui dari mana suara berasal, untuk memahami urutan suara, atau untuk memfilter beragam suara yang terdengar. Jadi, jika seorang peserta didik sulit membedakan sejumlah instruksi di dalam kelas, bisa jadi ia mengalami APD. Dalam hal ini, para guru mesti menyiapkan langkah tepat.
2. Dyscalculia
Discalculia adalah bentuk ketidakmampuan belajar yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk memahami angka dan mempelajari fakta matematika. Individu dengan tipe LD ini mungkin juga memiliki pemahaman yang buruk tentang simbol matematika, sulit menghafal dan melakukan penjumlaha, pengurangan, pembagian, perkalian, juga sulit memberi tahu waktu, apalagi menyelesaikan perhitungan yang rumit. Jadi, jika seorang peserta didik sulit dalam matematika, sebaiknya melakukan pendalaman apakah ia mengalami LD atau tidak. Setelah itu, baru melakukan strategi pengajaran yang tepat untuknya.
3. Dysgraphia
Dysgraphia merupakan ketidakmampuan belajar yang mempengaruhi kemampuan menulis dan kemampuan motorik seseorang. Masalah yang tampak seperti tulisan tangan yang tidak terbaca, jarak spasi penulisan yang tidak konsisten, perencanaan tata ruang yang buruk di atas kertas, ejaan yang buruk, dan kesulitan menyusun tulisan dan mengembangkan ide secara bersamaan. Siswa mengalami kesulitan menulis sambil mengerjakan pekerjaan sekolah, mengekspresikan gejala Dysgraphia. Jika guru menemukan peserta didik dengan gejala Dysgraphia rasanya wajib mendahulukan pendekatan dan berkonsultasi dengan orang tua agar treatment berjalan dengan baik.
4. Dyslexia
Dyslexia merupakan ketidakmampuan belajar spesifik yang mempengaruhi keterampilan pemrosesan bahasa terutama dalam hal membaca. Tingkat keparahannya bisa berbeda pada masing-masing individu namun sama-sama dapat mempengaruhi kelancaran membaca, decoding (mengenali simbol/kode), pemahaman bacaan, recall (mengingat kembali), writing (menulis), spelling (mengeja), dan kadang-kadang sulit mendikte, menulis sambil mendengarkan. Karena itu, disleksia kadang-kadang juga disebut sebagai Cacat Belajar Berbasis Bahasa. Peserta didik yang selalu frustrasi saat diminta membaca ulang, menunjukkan gejala Disleksia. Jadi, para guru dan orang tua perlu melakukan penanganan khusus jika mendapati peserta didik seperti gejala ini.
5. Ketidakmampuan Belajar Non-Verbal
Kelainan ini biasanya ditandai dengan perbedaan signifikan antara kemampuan verbal yang lebih tinggi dan kemampuan motorik, visual-spasial dan sosial yang lebih lemah. Biasanya, seorang individu dengan NLD (atau NVLD) mengalami kesulitan untuk menafsirkan isyarat nonverbal seperti ekspresi wajah atau bahasa tubuh, dan mungkin memiliki koordinasi yang buruk. Dalam hal ini, para guru dan orang tua wajib bekerjasama mendampingi putra-putri mereka yang terkena gangguan ini.
Penutup
Semua orang kadang-kadang mengalami kesulitan atau gangguan belajar. Ada yang disebabkan karena faktor eksternal misalnya rasa malas atau kecanduan main game, ada juga yang disebabkan karena faktor internal atau bawaan sejak lahir. Termasuk 5 tipe gangguan belajar (learning disorder) yang dibahas dalam tulisan di atas. Apapun bentuknya, para guru dan orang tua sebaiknya melakukan perlakuan terbaik agar hasilnya maksimal dan mendukung tumbuh kembang anak.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih atas kepatuhannya melakukan komentar yang sopan, tidak menyinggung S4R4 dan p0rnografi, serta tidak mengandung link aktif, sp4m, iklan n4rk0ba, senj4t4 ap1, promosi produk, dan hal-hal lainnya yang tidak terkait dengan postingan. Jika ada pelanggaran, maaf jika kami melakukan penghapusan sepihak. Terimakasih dan Salam blogger!