Dampak Positif dan Negatif Industri Tekstil
INIRUMAHPINTAR - Ada murid saya yang menanyakan tentang dampak positif dan negatif pembangunan industri tekstil di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Tentu saja saya bisa menyebutkan beberapa dampak positif dan negatif tentang keberadaan industri kecil tersebut. Namun, sebelum saya jawab, saya memilih mencari tahu dulu di om Google seberapa besar pertumbuhan industri tekstil sesungguhnya di Indonesia menjelang tutup tahun 2017. Apakah mengalami pertumbuhan pesat atau stagnan di bawah angka ideal.
Ternyata, tahun ini, pertumbuhan industri tekstil di Indonesia diprediksi mengalami peningkatan sebanyak 10 persen dibandingkan tahun lalu. Wah, berarti industri tekstil di Indonesia penting untuk dijadikan objek analisis.
Untuk itu, tidak salah jika kita perlu tahu lebih jauh seberapa penting industri kecil tersebut untuk pembangunan di Indonesia serta bagaimana dampak positif dan negatifnya.
Produk tekstil selain dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan domestik, juga dapat menjadi produk ekspor. Untuk itu, adanya peningkatan siklus perdagangan di industri tekstil memungkinkan naiknya penerimaan pajak negara. Apalagi saat ini, tren jual beli produk tekstil jauh lebih mudah, yakni melalui jual beli online.
Tentu sobat pembaca telah familiar dengan situs jual beli online seperti Bukalapak, Tokopedia, Shopee, dsb. Coba perhatikan produk-produk yang tersedia di situs tersebut. Produk tekstil menjadi salah satu produk yang tidak pernah sepi pelanggan.
2. Memenuhi Kebutuhan Sandang Nasional
Keberadaan industri tekstil adalah respon atas salah satu kebutuhan primer masyarakat, yaitu sandang (pakaian). Tentu, sobat tahu kan formula dalam ilmu ekonomi. Jika ada permintaan maka ada penawaran. Nah, seperti itulah kira-kira prosesnya. Jadi, industri tekstil bertindak sebagai produsen yang menyediakan produk-produk pakaian kepada masyarakat (konsumen).
Dalam perjalanannya, pola kebutuhan sandang (pakaian) masyarakat Indonesia bahkan kini cenderung naik tingkat. Gaya hidup dan dunia mode mengubah tren tersebut. Banyak konsumen tidak lagi membeli produk tekstil sebagai pemenuhan kebutuhan primer saja, melainkan untuk kebutuhan tersier, misalnya dengan mengoleksi produk-produk serupa dari berbagai merek.
Terutama mereka yang terjun di panggung hiburan. Pakaian dan pernak-pernik mereka selalu gonta-ganti. Lihat ajah artis dan para penyanyi di TV! Setiap mereka show baik on-air atau off-air, baju, sepatu, jam, topi, jilbab, kerudung, sandal, dan asesoris-asesoris lain yang menempel di badan mereka selalu beda. Nah, jadi tidak salah jika keberadaan industri tekstil baik kecil maupun besar memegang peranan penting dalam hal pemenuhan sandang.
3. Menyerap Lapangan Kerja
Naiknya jumlah permintaan produk tekstil, baik untuk kebutuhan dalam negeri atau kebutuhan ekspor memungkinkan para industri kecil merekrut tenaga kerja baru. Untuk itu, para masyarakat yang hidup di lingkungan industri tekstil memperoleh keuntungan, yakni memperoleh kesempatan kerja. Dengan kata lain, angka pengangguran dapat ditekan. Sehingga efek-efek negatif sepertinya terjadinya kesenjangan sosial dapat dikurangi.
4. Meningkatkan Wawasan dan Keterampilan Masyarakat
Industri-intekstil yang melakukan rekrutmen pekerja, biasanya melakukan pelatihan atau training. Hal ini tentu saja dapat menambah wawasan dan keterampilan pekerja tersebut. Selain dapat berguna selama bekerja di pabrik, ilmu yang diperoleh juga dapat menjadi bekal hidup jika sewaktu-waktu ia di-PHK atau resign (mengundurkan diri) untuk membuka usaha sendiri.
5. Meningkatkan Kesejahteraan masyarakat
Industri tekstil selain menjadi sumber kebahagiaan bagi konsumen, juga merupakan tempat bernaung para pencari kerja terampil. Jika menelisik lebih jauh, keberadaan industri kecil bahkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Coba perhatikan bagaimana roda ekonomi masyarakat di sekitar pabrik-pabrik industri. Terlihat lebih maju bukan! Masyarakat yang bukan pekerja tekstil ikut-ikutan terberdayakan. Mereka ikut membuka usaha seperti warung makan, cafe, warung kopi (warkop), restoran, hingga usaha-usaha kecil seperti bengkel tambal ban, atau sekedar menjadi tukang parkir.
Dalam skala nasional, keberadaan industri kecil lebih menguntungkan lagi. Banyak reseller-reseller dan agen-agen penjualan produk tekstil yang bermunculan. Terutama setelah hadirnya situs-situs jual beli digital (sistem online).
Limbah industri tekstil kebanyakan mengandung zat-zat berbahaya. Hal itu dikarenakan materialnya adalah zat-zat kimia. Bagi industri tekstil yang tidak bertanggung jawab atau mungkin tidak sengaja membiarkan limbahnya bercampur dengan aliran sungai dapat menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat.
Organisme hidup seperti ikan, kepiting, dan tumbuhan air dapat mengalami kematian. Belum lagi bau menyengat yang bisa mencemari pernafasan. Anak-anak pun tidak lagi bisa berenang dan bermain air karena sungai telah kotor dan tercemar.
2. Menyebabkan Pencemaran Tanah
Limbah industri yang dibiarkan mengendap di tanah juga dapat menyebabkan dampak negatif. Tanah menjadi tidak subur dan sulit ditumbuhi tanaman-tanaman. Akibatnya, masyarakat tidak lagi bisa menambah penghasilan mereka melalui lahan-lahan produktif yang terkena dampak limbah industri tekstil.
Lambat laun, bukan hanya kesuburan tanah yang terancam, tetapi juga tingkat kebersihan air tanah. Akibatnya, debit air bersih untuk kebutuhan minum masyarakat juga dapat menjadi berkurang. Jadi secara mendasar, jika industri tekstil tidak mampu mengelola limbahnya dengan baik, kesehatan masyarakat menjadi taruhannya.
Catatan:
Dampak negatif keberadaan industri tekstil sesungguhnya tidak seberapa dibandingkan kemajuan pembangunan bangsa secara keseluruhan. Jadi, cara terbaik untuk mengimbanginya adalah menemukan cara ter-aman mengatasi persoalan limbah industri. Saya yakin pemerintah terkait lebih paham tentang hal ini. Kita sebagai masyarakat hanya mendoakan dan mendukung. Semoga negeri ini semakin maju dan sejahtera bersama.
Ternyata, tahun ini, pertumbuhan industri tekstil di Indonesia diprediksi mengalami peningkatan sebanyak 10 persen dibandingkan tahun lalu. Wah, berarti industri tekstil di Indonesia penting untuk dijadikan objek analisis.
Untuk itu, tidak salah jika kita perlu tahu lebih jauh seberapa penting industri kecil tersebut untuk pembangunan di Indonesia serta bagaimana dampak positif dan negatifnya.
Ini Dampak-Dampak Positif Industri Tekstil
1. Meningkatkan Devisa NegaraProduk tekstil selain dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan domestik, juga dapat menjadi produk ekspor. Untuk itu, adanya peningkatan siklus perdagangan di industri tekstil memungkinkan naiknya penerimaan pajak negara. Apalagi saat ini, tren jual beli produk tekstil jauh lebih mudah, yakni melalui jual beli online.
Tentu sobat pembaca telah familiar dengan situs jual beli online seperti Bukalapak, Tokopedia, Shopee, dsb. Coba perhatikan produk-produk yang tersedia di situs tersebut. Produk tekstil menjadi salah satu produk yang tidak pernah sepi pelanggan.
2. Memenuhi Kebutuhan Sandang Nasional
Keberadaan industri tekstil adalah respon atas salah satu kebutuhan primer masyarakat, yaitu sandang (pakaian). Tentu, sobat tahu kan formula dalam ilmu ekonomi. Jika ada permintaan maka ada penawaran. Nah, seperti itulah kira-kira prosesnya. Jadi, industri tekstil bertindak sebagai produsen yang menyediakan produk-produk pakaian kepada masyarakat (konsumen).
Dalam perjalanannya, pola kebutuhan sandang (pakaian) masyarakat Indonesia bahkan kini cenderung naik tingkat. Gaya hidup dan dunia mode mengubah tren tersebut. Banyak konsumen tidak lagi membeli produk tekstil sebagai pemenuhan kebutuhan primer saja, melainkan untuk kebutuhan tersier, misalnya dengan mengoleksi produk-produk serupa dari berbagai merek.
Terutama mereka yang terjun di panggung hiburan. Pakaian dan pernak-pernik mereka selalu gonta-ganti. Lihat ajah artis dan para penyanyi di TV! Setiap mereka show baik on-air atau off-air, baju, sepatu, jam, topi, jilbab, kerudung, sandal, dan asesoris-asesoris lain yang menempel di badan mereka selalu beda. Nah, jadi tidak salah jika keberadaan industri tekstil baik kecil maupun besar memegang peranan penting dalam hal pemenuhan sandang.
3. Menyerap Lapangan Kerja
Naiknya jumlah permintaan produk tekstil, baik untuk kebutuhan dalam negeri atau kebutuhan ekspor memungkinkan para industri kecil merekrut tenaga kerja baru. Untuk itu, para masyarakat yang hidup di lingkungan industri tekstil memperoleh keuntungan, yakni memperoleh kesempatan kerja. Dengan kata lain, angka pengangguran dapat ditekan. Sehingga efek-efek negatif sepertinya terjadinya kesenjangan sosial dapat dikurangi.
4. Meningkatkan Wawasan dan Keterampilan Masyarakat
Industri-intekstil yang melakukan rekrutmen pekerja, biasanya melakukan pelatihan atau training. Hal ini tentu saja dapat menambah wawasan dan keterampilan pekerja tersebut. Selain dapat berguna selama bekerja di pabrik, ilmu yang diperoleh juga dapat menjadi bekal hidup jika sewaktu-waktu ia di-PHK atau resign (mengundurkan diri) untuk membuka usaha sendiri.
5. Meningkatkan Kesejahteraan masyarakat
Industri tekstil selain menjadi sumber kebahagiaan bagi konsumen, juga merupakan tempat bernaung para pencari kerja terampil. Jika menelisik lebih jauh, keberadaan industri kecil bahkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Coba perhatikan bagaimana roda ekonomi masyarakat di sekitar pabrik-pabrik industri. Terlihat lebih maju bukan! Masyarakat yang bukan pekerja tekstil ikut-ikutan terberdayakan. Mereka ikut membuka usaha seperti warung makan, cafe, warung kopi (warkop), restoran, hingga usaha-usaha kecil seperti bengkel tambal ban, atau sekedar menjadi tukang parkir.
Dalam skala nasional, keberadaan industri kecil lebih menguntungkan lagi. Banyak reseller-reseller dan agen-agen penjualan produk tekstil yang bermunculan. Terutama setelah hadirnya situs-situs jual beli digital (sistem online).
Inilah Dampak-Dampak Negatif Industri Kecil
Selain memiliki manfaat, Industri kecil ternyata juga memiliki dampak negatif bagi kehidupan masyarakat. Dampak tersebut jarang kita sadari. Padahal hampir setiap hari dampak negatif tersebut tampak jelas di depan mata.
1. Menyebabkan Pencemaran Air Sungai
Limbah industri tekstil kebanyakan mengandung zat-zat berbahaya. Hal itu dikarenakan materialnya adalah zat-zat kimia. Bagi industri tekstil yang tidak bertanggung jawab atau mungkin tidak sengaja membiarkan limbahnya bercampur dengan aliran sungai dapat menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat.Organisme hidup seperti ikan, kepiting, dan tumbuhan air dapat mengalami kematian. Belum lagi bau menyengat yang bisa mencemari pernafasan. Anak-anak pun tidak lagi bisa berenang dan bermain air karena sungai telah kotor dan tercemar.
2. Menyebabkan Pencemaran Tanah
Limbah industri yang dibiarkan mengendap di tanah juga dapat menyebabkan dampak negatif. Tanah menjadi tidak subur dan sulit ditumbuhi tanaman-tanaman. Akibatnya, masyarakat tidak lagi bisa menambah penghasilan mereka melalui lahan-lahan produktif yang terkena dampak limbah industri tekstil.
Lambat laun, bukan hanya kesuburan tanah yang terancam, tetapi juga tingkat kebersihan air tanah. Akibatnya, debit air bersih untuk kebutuhan minum masyarakat juga dapat menjadi berkurang. Jadi secara mendasar, jika industri tekstil tidak mampu mengelola limbahnya dengan baik, kesehatan masyarakat menjadi taruhannya.
Catatan:
Dampak negatif keberadaan industri tekstil sesungguhnya tidak seberapa dibandingkan kemajuan pembangunan bangsa secara keseluruhan. Jadi, cara terbaik untuk mengimbanginya adalah menemukan cara ter-aman mengatasi persoalan limbah industri. Saya yakin pemerintah terkait lebih paham tentang hal ini. Kita sebagai masyarakat hanya mendoakan dan mendukung. Semoga negeri ini semakin maju dan sejahtera bersama.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih atas kepatuhannya melakukan komentar yang sopan, tidak menyinggung S4R4 dan p0rnografi, serta tidak mengandung link aktif, sp4m, iklan n4rk0ba, senj4t4 ap1, promosi produk, dan hal-hal lainnya yang tidak terkait dengan postingan. Jika ada pelanggaran, maaf jika kami melakukan penghapusan sepihak. Terimakasih dan Salam blogger!