Ucapan Selamat Hari Kemerdekaan RI ke-72 Termanis - INIRUMAHPINTAR.com
Beranda · Sekolah · Kuliah · Sastra · Motivasi · Artikel Opini · Ulas Berita · English Corner · Ragam · Info · Forum Tanya Jawab Matematika · Jasa Pasang Iklan Murah

Ucapan Selamat Hari Kemerdekaan RI ke-72 Termanis

INIRUMAHPINTAR - Hari ini bertepatan dengan 17 Agustus 2017, Republik Indonesia merayakan hari kemerdekaan yang ke-72. Upacara penaikan bendera merah putih pun dilangsungkan di seluruh penjuru negeri dari Sabang hingga Merauke. Bahkan, tidak sedikit unsur masyarakat yang mengibarkan bendera merah putih dengan cara-cara unik dan luar biasa. Seluruh rakyat berpesta, mengenang peristiwa sejarah di kala Soekarno-Hatta memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. 

Teriring doa dan pengharapan, saya pribadi ingin mengucapkan selamat kepada negeri ini. Sudah 72 tahun lamanya kita merdeka dan berjuang untuk memerdekakan seluruh rakyat Indonesia. Namun, tidak bisa dipungkiri. Merdeka yang sesungguhnya belum juga terpatri dalam sanubari anak cucu bangsa ini. Masih banyak yang terjajah, meski tidak tampak langsung oleh mata. 

Di singgasana ibu kota, orang-orang kaya tertawa bahagia, menikmati jerih payah dari bumi Indonesia yang dulu diperjuangkan bersama. Harta mereka berlipat ganda. Kehidupan mereka mewah. Bahkan, menyaingi anggaran negara. 

Sementara, di pelosok-pelosok negeri, di pinggiran ibu kota, dan di pemukiman-pemukiman kumuh, masih banyak saudara-saudara kita yang hidup dengan keterbatasan. Belum lagi dengan tarif dasar listrik yang kian mencekik. Pajak hidup semakin naik. Harga bahan bakar dan kebutuhan sehari-hari yang belum seimbang dengan jumlah penghasilan. 

Walhasil, jalan-jalan tol yang katanya dibangun untuk rakyat, justru kebanyakan dinikmati kaum berduit. Perumahan, gedung bertingkat, apartemen, pusat perbelanjaan, dan semua fasilitas mewah seakan hanyalah milik kaum-kaum tertentu. Semua berbanding terbalik dengan bunyi sila ke-5 Pancasila, "keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia".

Selanjutnya coba tengok perlakuan di mata hukum. Berdasarkan teori, semua sama di mata hukum. Namun, kenyataannya, orang kecil yang melanggar dengan mudahnya terkena vonis tanpa pembelaan berarti. Orang berduit dengan mudahnya mengurangi masa vonis, karena mampu menghadirkan pengacara yang jago bicara. 

Anak pejabat bisa selamat, anak artis bisa terbebas, sementara yang lain langsung tergilas. Yang salah bisa jadi benar, yang benar bisa jadi salah. Jadi wajar saja, banyak yang menganggap bahwa hukum di negeri ini masih cenderung tumpul ke atas tetapi tajam ke bawah. Yah, semoga saja, hal itu tidak benar adanya.

Katanya, utang bangsa ini telah membukit. Sumber daya alam produktif seperti minyak bumi, emas, dan barang tambang lain masih dikuasai asing. Sampai kapan kita terus bergantung kepada negara lain? Apakah di usia ke-72 bangsa ini, tidak ada anak-anak negeri yang kompeten? Toh, jika sedari dulu kita bangkit, bikin pesawat ajah kita bisa kok. Bahkan, mobil listrik dan kincir angin pembangkit listrik pun kita sanggup. 

Pertanyaannya adalah mengapa kita tidak ingin mengandalkan generasi bangsa ini sendiri? Perusahaan asing justru diberi jalan pintas. Sementara anak negeri yang siap berbakti diperlakukan bak anak tiri. Hah? Siapa sih biang kerok ini semua? Apakah mereka beneran orang Indonesia? Apakah sudah hafal lagu Indonesia Raya? Pancasila? dan makna dibalik UUD 1945?

Kemerdekaan dari penjajahan fisik memang telah kita raih sejak 72 tahun yang lalu. Namun, sebenarnya kita belum terbebas dari penjajahan kepentingan. Baik dari negara lain, maupun dari tangan-tangan nakal saudara sendiri. Ada pagar makan tanaman, ada serigala berbulu domba, dan ada musuh dalam selimut. Oleh karena itu, Indonesia barulah bisa dikatakan merdeka jika telah mampu menghalau serigala yang berbulu domba, mencabik-cabik pagar yang suka makan tanaman, dan menendang sejauh-jauhnya musuh dalam selimut. 

Sudah saatnya Indonesia benar-benar merdeka. Yang kaya tidak boleh terlalu kaya. Yang miskin tidak boleh terlalu miskin. Yang berduit sedekahnya mesti banyak, yang berkuasa mesti berpihak kepada rakyat kecil. Semua sumber daya alam harus dikelola sendiri, diproses mandiri, lalu digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Bukan untuk memakmurkan kaum-kaum tertentu saja.


Jadi, ucapan selamat tidak boleh hanya sekedar di mulut. Mulai esok, kebenaran harus lebih diperjuangkan. Kita dukung KPK memberantas segala bentuk korupsi. Kasus E-KTP mesti terungkap. Siapa dalangnya mesti diusut tuntas, siapa pun ia. Nark0ba pun mesti dibendung. Pelakunya tidak boleh dibiarkan berkeliaran. Jika tidak jera, hukum seberat-beratnya! Lebih baik bersikap keras untuk satu dua orang demi memanusiakan berjuta-juta jiwa di bangsa yang katanya telah merdeka ini. 

Seluruh rakyat Indonesia menanti tangan-tangan manis pejuang kemerdekaan yang duduk di parlemen, pemerintahan, dan di kursi-kursi pemangku kebijakan. Berpihaklah kepada rakyat! Bantulah negerimu meraih merdeka yang sebenarnya. Umur sangat singkat, jabatan pun sementara, sungguh merugi jika kepantasanmu tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk rakyat. 

Setiap orang adalah pemimpin. Dan setiap pemimpin dimintai pertanggungjawaban. Semakin tinggi level kepemimpinan, semakin tinggi tanggung jawab. Jadi, dengarlah suara-suara parau kami. 

Tahukah engkau! Orang tua dan leluhur kami pun pejuang kemerdekaan yang ikut berdarah-darah merebut negeri ini dari tangan penjajah. Lalu, mengapa engkau biarkan kami hidup sengsara dengan mengijinkan kepentingan-kepentingan yang menyerupai penjajah itu kembali berkuasa?

Akhir kata, tulisan ini tidak bermaksud menyinggung siapa pun. Maaf jika ada khilaf karena saya pun manusia biasa yang tidak luput dari salah. Ini hanyalah luapan kejujuran dari apa yang terlihat di mata, dan terdengar di telinga. Saya hanya ingin menggugah hati kita semua, mengingatkan yang terlupa, dan memotivasi para pejuang kebenaran di Indonesia. 

Semoga ucapan selamat hari kemerdekaan RI ke-72 ini benar-benar termanis dan mampu menggugah siapapun untuk berjuang memerdekakan Indonesia ke tahta kemerdekaan yang sebenarnya. Jika Anda punya keluh kesah tentang bangsa ini? Silahkan bagi di kolom komentar dan mari kita berdiskusi!

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kepatuhannya melakukan komentar yang sopan, tidak menyinggung S4R4 dan p0rnografi, serta tidak mengandung link aktif, sp4m, iklan n4rk0ba, senj4t4 ap1, promosi produk, dan hal-hal lainnya yang tidak terkait dengan postingan. Jika ada pelanggaran, maaf jika kami melakukan penghapusan sepihak. Terimakasih dan Salam blogger!