Unsur-Unsur Drama dan Penjelasannya (Unik)
INIRUMAHPINTAR - Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur drama yang perlu diketahui? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, saya ingin menginformasikan bahwa pembahasan tentang drama merupakan salah satu materi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan dilanjutkan di Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau Madrasah Aliyah (MA). Mahasiswa yang kuliah di jurusan pendidikan dan sastra bahasa Indonesia juga membedah lebih mendalam tentang drama, termasuk unsur-unsur yang terkandung di dalamnya.
Nah, perlu diketahui bahwa ternyata Unsur-unsur drama memiliki kemiripan dengan unsur-unsur dalam cerpen atau novel, yaitu tema, latar, karakter, alur (penokohan), dan bahasa. Jadi, sahabat pembaca yang telah memahami unsur-unsur cerpen atau novel seharusnya lebih mudah memahami konsep ini.
Intinya adalah dalam sebuah pementasan drama, unsur-unsur drama tersebut harus terlihat secara nyata oleh para penonton. Dengan kata lain, dalam pementasan drama yang baik, unsur-unsur drama terpampang dengan jelas, sehingga perwujudan cerita dalam naskah dapat benar-benar dinikmati oleh penonton. Jadi, pesan yang terkandung dalam ekspresi pikiran dan perasaan tokoh bisa langsung dirasakan. Tentunya, melalui dialog atau perbincangan yang ditampilkan oleh para tokoh, sesuai karakternya masing-masing.
Perwujudan unsur-unsur drama biasanya ditampilkan dalam dua bentuk drama, yaitu drama kuno dan drama modern. Dalam drama klasik atau kuno, sebagaimana disebutkan oleh sastrawan Yunani bernama Shakespeare, sebagian besar isi drama berupa dialog antar tokoh. Sementara dalam drama modern, drama tidak hanya berisi dialog, tetapi dilengkapi dengan arahan atau petunjuk pementasan (monolog). Yang melakukan arahan ini adalah seseorang di luar panggung atau tokoh lain yang biasa disebut sebagai dalang. Untuk lebih jelasnya, silahkan tonton acara "Opera Van Java". Acara komedi tersebut tergolong drama modern bergenre komedi.
Baiklah, inilah informasi yang ditunggu-tunggu. Dalam sebuah pementasan drama, unsur-unsur drama yang patut diperhatikan ada 5 bagian, yaitu tema, latar (setting), karakter (penokohan), alur (plot), dan bahasa. Berikut penjelasan lengkapnya!
1. Tema
Umumnya, tema merupakan topik persoalan yang ditampilkan dalam ilustrasi cerita dalam drama. Dengan kata lain, tema drama merupakan perwujudan seluruh isi cerita, dari awal hingga akhir. Tema dipilih oleh penulis dialog berdasarkan pengamatannya terhadap situasi atau lingkungan sekitar. Setelah itu, penulis mengembangkan tema drama dalam bentuk cerita yang menarik. Misalnya, seorang penulis mengamati seorang pemulung cilik yang bekerja tiap hari demi melanjutkan sekolah. Dari kejadian tersebut, penulis memperoleh ide atau gagasan unik dan menarik untuk dijadikan sebuah tema drama, misalnya, "Bersakit-sakit dahulu, Senang Kemudian" atau "Keberhasilan berawal dari Perjuangan dan Pengorbanan", dsb.
2. Latar (Setting)
Untuk memaksimalkan bentuk latar atau setting dalam pementasan drama, dibutuhkan penataan tempat yang profesional. Unsur-unsur pendukung dan ornamen-ornamen yang dibutuhkan sebuah latar drama harus dihadirkan sebaik mungkin. Dan tentu saja, penataan latar juga harus menyesuaikan dengan bentuk pementasan. Apakah pementasan tersebut dilaksanakan di ruangan tertutup, atau di area terbuka, entah di kelilingi penonton atau tidak, semua wajib dijadikan pertimbangan. Bentuk latar yang biasa diterapkan di Indonesia yaitu pentas prosenium frantal, dimana penonton berada di depan panggung (yang juga sebagai latar drama). Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu jumlah latar yang akan digunakan dalam pementasan drama dan bagaimana proses pergantian latarnya. Jadi, dalam satu pementasan, sebuah panggung dapat terdiri banyak latar, bergantung seberapa padat isi cerita drama yang dipentaskan. Misalnya, sebuah drama ingin menampilkan pemandangan alam pegunungan, panggung didekorasi menyerupai suasana alam pegunungan atau drama tentang lingkungan sekolah, panggung didekorasi menyerupai suasana sekolah.
3. Karakter (Penokohan)
Dalam drama terdapat beragam karakter (penokohan). Dengan kata lain, setiap tokoh drama memiliki karakter yang menggambarkan wataknya masing-masing. Ada juga tokoh drama yang menampilkan dua atau tiga karakter sekaligus. Semua bergantung dari skenario drama. Intinya, setiap tokoh wajib menampilkan karakternya dengan sempurna, tetapi tidak boleh berlebihan (over acting). Misalnya, tokoh yang berperan sebagai siswa yang rajin, kutu buku, dan pendiam wajib memperlihatkan karakter tersebut dengan maksimal, mulai dari gaya berpakaian, mimik wajah, gesture tubuh, dan cara berbicara. Ketika pesan karakter tersebut dapat sampai ke penonton, berarti proses penokohan dianggap berhasil, begitupun sebaliknya.
4. Plot/Alur
Drama menampilkan cerita dalam bentuk gerak dan laku. Setiap cerita selalu mempunyai alur atau plot. Alur/Plot drama merupakan jalan cerita drama atau bagaimana suatu drama diceritakan. Dalam menyajikan alur drama, pembuat skenario memiliki beragam cara sehingga jalan cerita drama pun bervariasi. Ada drama yang jalan ceritanya terjadi secara kronologis dan runtut serta berkaitan antara satu adegan dengan adegan lainnya. Ada juga drama yang jalan ceritanya menampilkan adegan berbeda secara bergantian. Namun, inti alur drama serupa dengan karya sastra lain, yaitu terdiri dari 3 bagian utama, meliputi pendahuluan (bagian awal), bagian tengah, dan penutup (bagian akhir). Kerangka drama tersebut dapat dibahasakan seperti berikut. Pendahuluan berisi pengenalan tokoh, latar, dan situasi permulaan drama. Bagian tengah berisi konflik dan inti cerita, di bagian ini karakter tokoh telah digambarkan dengan jelas. Di bagian akhir atau penutup berupa penyelesaian konflik atau resolusi, misalnya sang tokoh utama berhasil meraih impiannya atau berhasil mencapai misi yang disebutkan dalam skenario.
5. Bahasa
Dalam suatu drama, terdapat dialog-dialog antar tokoh. Dan unsur penting dari dialog adalah bahasa yang digunakan oleh tokoh. Dalam hal ini, pelafalan kata dari setiap tokoh harus jelas dan sesuai karakter masing-masing. Bahasa yang digunakan pun bergantung permintaan skenario. Umumnya tokoh menggunakan bahasa Indonesia, meski tak jarang menampilkan bahasa daerah atau bahasa asing seperti bahasa Inggris. Usaha memunculkan dialek-dialek kedaerahan pun biasa dihadirkan secara natural sehingga penonton bisa merasakan sensasi cerita drama secara sempurna. Dalam situasi tertentu, misalnya drama komedi, dialek, mimik, dan gesture wajib dimaksimalkan untuk melengkapi penggunaan bahasa tutur para tokoh. Intinya, apapun bahasa yang digunakan, yang terpenting isi cerita tidak melenceng dari skenario dan rencana awal, serta tidak merusak karakter tokoh, dan sejalan dengan latar, alur, dan penokohan yang telah ditetapkan sebelumnya.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih atas kepatuhannya melakukan komentar yang sopan, tidak menyinggung S4R4 dan p0rnografi, serta tidak mengandung link aktif, sp4m, iklan n4rk0ba, senj4t4 ap1, promosi produk, dan hal-hal lainnya yang tidak terkait dengan postingan. Jika ada pelanggaran, maaf jika kami melakukan penghapusan sepihak. Terimakasih dan Salam blogger!