10 Persiapan Dasar Agar Guru Sukses Mengajar - INIRUMAHPINTAR.com
Beranda · Sekolah · Kuliah · Sastra · Motivasi · Artikel Opini · Ulas Berita · English Corner · Ragam · Info · Forum Tanya Jawab Matematika · Jasa Pasang Iklan Murah

10 Persiapan Dasar Agar Guru Sukses Mengajar

INIRUMAHPINTAR - Salah satu peran vital guru yaitu mengajar atau menyelenggarakan pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas. Berdasarkan tuntutan kurikulum, sebelum beraksi guru sepantasnya telah menyiapkan sejumlah perangkat pembelajaran meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), program semester, program tahunan, rincian minggu efektif dan tidak efektif, dan lembar pemetaan. 

Apakah hanya itu? Jika ingin mengajar sesuai gaya biasa tentu saja persiapan di atas sudah lebih dari cukup. Namun, agar bisa benar-benar sukses menyelenggarakan pembelajaran, sebaiknya guru melakukan persiapan-persiapan lain yang lebih mendalam. Tujuannya tentu saja agar semua yang tercantum di dalam RPP dapat sejalan dan sejiwa dengan pola pikir, karakter, dan visi misi sang guru. 

Meski memiliki kelengkapan administrasi, tanpa persiapan dasar yang matang, guru tetap saja akan merasa kaku dan tampil kurang percaya diri di dalam kelas. Selain itu, akan hadir keragu-raguan yang menghantui pikiran. Dan imbasnya adalah tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan maksimal.

Pepatah mengatakan, gagal merencanakan artinya merencanakan kegagalan. Jadi, di setiap pertemuan, guru wajib menyiapkan diri semaksimal mungkin agar terhindar dari kegagalan menyelenggarakan pembelajaran. Baiknya lagi jika senantiasa dibarengi dengan perbaikan-perbaikan dan pembaharuan-pembaharuan model, strategi, metode, dan pendekatan yang digunakan di dalam aktivitas Proses Belajar Mengajar (PBM) dengan mengacu pada hasil evaluasi dari pertemuan sebelumnya.


Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan saya, berikut ini adalah 10 poin dasar yang perlu dirancang dan dipersiapkan sebaik-baiknya oleh guru agar sukses mengajar:

1. Menetapkan materi dan bahan ajar dengan tepat

Ketika akan mengajarkan sebuah materi di dalam pembelajaran, guru umumnya memilih dan memilah  topik utama dari buku teks yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau sekolah. Tentu saja, hal ini masih biasa-biasa saja karena semua guru dapat melakukannya. Lagipula, tidak ada satu pun buku yang benar-benar lengkap. Makanya, proses penetapan materi sebaiknya merujuk pada beragam sumber agar kandungan ilmu yang terkandung di dalam materi tersebut jauh lebih kaya. 

Guru boleh saja mencari artikel-artikel di Internet melalui mesin pencari Google atau mengandalkan buku-buku yang ada di perpustakaan sekolah. Jika memungkinkan, guru pun dapat menjalin interaksi rutin dengan guru mata pelajaran sejenis baik dari sekolah yang sama maupun dari sekolah lain untuk bertukar informasi, terutama dalam menetapkan materi/bahan ajar dan buku-buku referensi yang digunakan.

Apa manfaatnya? Dengan memilih materi dan bahan ajar yang tepat, para siswa pun akan merasa terarah dan terbantu dalam belajar. Mereka lebih mudah berpikir logis dan mengikuti jalan proses belajar-mengajar.

2. Menentukan tujuan pembelajaran

Meskipun tujuan pembelajaran telah dicantumkan di dalam silabus dan RPP, guru pun perlu menerjemahkan kembali tujuan pembelajaran itu agar menyatu dengan visi misi dan kepribadiannya. Dengan cara itu, guru memiliki arah yang jelas dan petunjuk yang pasti di dalam proses pembelajaran.

Dengan kata lain, guru harus memiliki sinergitas dengan tujuan pembelajaran. Makanya, dalam proses ini, guru mengukur sejauh mana kompetensi dan performanya. Jika misalnya tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu membaca puisi dengan indah, maka guru perlu menyesuaikan diri tentang ukuran keindahan yang dimaksud dalam materi membaca puisi tersebut. 

3. Bagaimana meningkatkan minat siswa dalam belajar?

Tidak semua siswa memiliki daya tarik yang tinggi terhadap suatu materi/bahan ajar. Tentu banyak faktor yang menyebabkannya. Namun, apapun alasannya, guru seyogyanya perlu menyiapkan rancangan yang matang sebelum PBM dimulai agar minat siswa dalam belajar meningkat. Dalam materi membaca indah puisi, guru boleh memilih untuk menampilkan video pembacaan puisi yang diambil dari YouTube atau hanya cukup memperdengarkan MP3 dari hasil rekaman sendiri/dokumentasi penampilan siswa-siswa tahun sebelumnya,  

Jika tidak memiliki akses internet untuk men-download file-file video di internet, juga tidak didukung dengan perangkat elektronik pemutar file MP3, guru boleh juga memperagakan sendiri membaca puisi dengan indah di depan kelas. Tentu saja, selama hal itu mendidik, guru boleh memiliki langkah apa saja demi meningkat minat siswa. Jadi, sebelum mengajar, guru perlu memikirkan dan menyiapkan poin ini dengan maksimal.

4. Bagaimana menaikkan motivasi siswa dalam belajar?

Walaupun minat siswa telah muncul, belum ada jaminan PBM dapat berjalan sesuai harapan. Oleh karena itu, guru pun perlu menyiapkan langkah-langkah jitu bagaimana memancing kreativitas siswa. Perlu ada tantangan yang disiapkan. Dengan adanya tantangan, proses belajar dapat berjalan sempurna. Dan dengan berjalannya proses belajar, motivasi siswa pun tumbuh. 

Misalnya, materi ajar adalah membaca puisi dengan indah. Salah satu tantangan yang bisa dimunculkan di dalam kelas adalah menghadirkan atmosfer kompetisi berupa kuis, lomba membaca puisi, atau game-game menebak judul puisi, menyusun larik puisi, dan sebagainya. Melalui cara ini, siswa dapat belajar lebih banyak dan berkembang lebih cepat.

5. Bagaimana menyajikan pembelajaran?

Agar lebih sempurna, guru pun perlu menyiapkan langkah-langkah penyajian di dalam kelas. Di dalam pembelajaran modern, guru dituntut menggunakan media teknologi dengan menampilkan format presentasi berbentuk Powerpoint atau semacamnya. Namun, andai belum mampu menyiapkan hal tersebut, guru sebaiknya menyiapkan apa-apa yang akan dituliskan di papan tulis. 

Jika guru menggunakan kombinasi antara presentasi Powerpoint dan menulis di papan tulis sebagai cara penyajian materi dalam pembelajaran, sebelum PBM dimulai guru idealnya telah merancang pembagian durasi dan isinya.

Adapun jika guru memiliki media lain atau lembar kerja tambahan, guru perlu menyiapkan semuanya sebelum bel masuk berbunyi. Coba bayangkan! betapa ribetnya jika di awal PBM, guru lantas meminta salah seorang siswanya untuk mem-fotocopy lembar kerja. Resikonya, ada waktu yang terbuang percuma dan memungkinkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran dengan maksimal.

6. Bagaimana urutan aktivitas dalam pembelajaran?

Poin berikutnya yang tidak kalah pentingnya yaitu menyiapkan urutan aktivitas dalam pembelajaran. Meskipun telah dicantumkan di dalam RPP, tanpa ada sinergitas guru berpotensi mengalami ketimpangan jika tidak memperhatikan urutan aktivitas yang akan dilakukan.

Sebelum masuk ke kelas, guru sebaiknya telah memiliki bayangan kapan dan berapa lama melakukan penjelasan materi, kapan dan berapa lama melakukan diskusi, kapan dan berapa lama melakukan aktivitas kuis, game, dan refleksi. Semuanya perlu dirancang dalam satu pola pikir agar tidak keteteran. Jika urutan salah, bisa jadi waktu telah habis, tetapi materi belum selesai diajarkan. Atau bisa juga, waktu belum habis, tetapi materi telah selesai.
 

7. Masalah-masalah apa yang mungkin dihadapi dalam pembelajaran dan cara mengatasinya?

Selain memikirkan langkah-langkah inti dalam pembelajaran, guru pun harus siap siaga dan pandai menerka-nerka dengan perhitungan yang tepat, masalah-masalah apa yang mungkin akan dihadapi selama PBM berlangsung. Tentu masalah dapat bersumber dari siswa atau dari faktor-faktor eksternal yang tidak disangka-sangka misalnya, listrik tiba-tiba padam sehingga penyajian materi terganggu, beberapa siswa tidak hadir sehingga kerja kelompok kurang efektif, tiba-tiba banyak pertanyaan sulit yang muncul dari siswa, dan masih banyak lagi.

Untuk mengatasinya, guru pun harus memiliki rencana B atau rencana cadangan. Misalnya, jika listrik padam, penyajian materi dipersiapkan untuk cara konvensional dengan menggunakan media pembelajaran dari karton atau menulis di papan tulis. Selain itu, jika tiba-tiba sejumlah siswa tidak hadir, pembagian kelompok dapat diatur ulang. Dan terakhir, menghindari banyaknya pertanyaan-pertanyaan sulit, guru membatasi durasi tanya jawab dan memberikan penjelasan singkat dan padat di awal-awal pertemuan PBM.

8. Bagaimana mereview kembali materi yang telah diajarkan?

Untuk materi-materi yang telah diajarkan sebelumnya, guru pun perlu memikirkan cara mereviewnya kembali. Tujuannya agar materi-materi baru tetap berkesinambungan dengan materi-materi terdahulu. Atau dengan kata lain, memori siswa terhadap materi baru tidak menenggelamkan memori tentang materi-materi sebelumnya. Jadi, guru perlu memikirkan cara review misalnya dengan menggabungkan sebagian materi-materi terdahulu dengan materi-materi terbaru.

9. Bagaimana langkah-langkah evaluasi/penilaian?

Agar evaluasi/penilaian berjalan efektif dan efisien, sejak awal guru pun perlu menyiapkan langkah-langkah yang akan dilakukan. Tentu saja, guru perlu menyesuaikan bobot materi yang diajarkan dengan bentuk evaluasi yang cocok agar hasilnya valid dan reliable. Apakah cukup dengan menyelenggarakan kuis sebagai evaluasi harian, ataukah perlu mengadakan tes tertulis singkat di akhir pertemuan. Semua perlu dipertimbangkan oleh guru sebelum masuk ke kelas agar tujuan pembelajaran sukses besar.

10. Seberapa jauh segala persiapan itu perlu dilakukan?

Sebagai poin pelengkap, guru pun perlu mengukur seberapa jauh ia harus melakukan persiapan. Dalam menyiapkan penguasaan materi, guru perlu menentukan seberapa banyak buku dan referensi yang perlu dibaca sebelum berhadapan dengan siswa agar benar-benar maksimal menyajikan materi.

Selain itu, guru pun perlu merancang seberapa jauh bobot materi yang perlu diajarkan, tentu dengan mempertimbangkan kemampuan siswa karena setiap kelas memiliki perbedaan intelegensi/kognitif, afektif, dan psikomotorik. 

Sebagai tambahan, persiapan-persiapan lain yang tidak kalah pentingnya menyiapkan penampilan fisik sebaik mungkin yaitu menyiapkan baju, wangi-wangian, sepatu, dasi, kaos kaki, jilbab bagi guru perempuan, dan aksesoris penunjang penampilan lainnya.

Terakhir, guru pun boleh menyiapkan lelucon mendidik, cerita-cerita lucu, atau kisah-kisah inspiratif lalu membacakannya di depan kelas jika sewaktu-waktu dibutuhkan, misalnya pada saat siswa mulai mengantuk.

Nah, demikianlah 10 persiapan dasar yang perlu dirancang oleh guru agar sukses dalam mengajar. Semoga bermanfaat dan jangan lupa berbagi ide, saran, dan kritik membangun di kolom komentar agar kita bisa belajar bersama! p^_^p

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kepatuhannya melakukan komentar yang sopan, tidak menyinggung S4R4 dan p0rnografi, serta tidak mengandung link aktif, sp4m, iklan n4rk0ba, senj4t4 ap1, promosi produk, dan hal-hal lainnya yang tidak terkait dengan postingan. Jika ada pelanggaran, maaf jika kami melakukan penghapusan sepihak. Terimakasih dan Salam blogger!