Cerpen, Sejarah Perkembangan, Hal Menarik, Langkah Menyusun Cerpen - INIRUMAHPINTAR.com
Beranda · Sekolah · Kuliah · Sastra · Motivasi · Artikel Opini · Ulas Berita · English Corner · Ragam · Info · Forum Tanya Jawab Matematika · Jasa Pasang Iklan Murah

Cerpen, Sejarah Perkembangan, Hal Menarik, Langkah Menyusun Cerpen

INIRUMAHPINTAR - Inilah Cerpen, Sejarah Perkembangan, Hal Menarik, Langkah Menyusun Cerpen. Sebagaimana penjelasan sebelumnya dipahami bahwa cerita pendek merupakan cerita rekaan yang memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi di suatu waktu, hingga memberi kesan tunggal terhadap pertikaian yang mendasari cerita tersebut. Dari segi terjemahannya, cerita pendek (cerpen) diartikan sebagai short story dalam Bahasa Inggris. Sedangkan dalam bahasa Perancis, cerpen disebut nouvelle atau coute.

Sejarah Perkembangan Cerita Pendek (Cerpen) di Indonesia

Cerita pendek di Indonesia mulai berkembang sejak tahun 1930-an. Hal itu ditandai dengan lahirnya buku kumpulan cerpen karangan M. Kasim yang berjudul Teman Duduk (1936). Lalu, di tahun 1938, terbit lagi kumpulan cerpen baru yang berjudul Kawan Bergelut karya Suman Hs. Pada masa awal perkembangan cerpen ini, tema cerpen masih didominasi genre komedi (lucu). Temanya pun lebih mengacu pada cerita-cerita rakyat dengan segala kejenakaannya. Selanjutnya, di tahun 1940, HAMKA pun menampilkan karyanya yaitu kumpulan cerpen berjudul Di Dalam Lembah Kehidupan. Kandungan isi cerpen HAMKA mulai membidik permasalahan hidup sehari-hari yang dialami masyarakat saat itu.

Perkembangan cerpen pun terus berlanjut hingga mulai diterbitkannya majalah yang memuat cerpen sebagai bagian rubriknya. Majalah-majalah yang mengusung cerpen sebagai salah satu pilarnya tersebut adalah Panca Karya, Panji Pustaka, dan Pujangga Baru. Selanjutnya, perkembangan kesusastraan Indonesia mengalami kemajuan pesat di zaman pendudukan Jepang. Hal itu diisyaratkan dengan terbitnya buku kumpulan cerpen karya Idrus berjudul Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.



Setelah Indonesia merdeka, tepatnya tahun 1955, muncullah majalah Kisah, Seni, dan Prosa. Tahun itu dikenal sebagai sastra majalah. Cerpen-cerpen di awal orde lama tersebut (1945-1955) bersifat otobiografi. Kemudian, di tahun 1966, dunia sastra kembali cemerlang dengan hadirnya majalah Horison. Karakteristik cerpen di dalam majalah ini yaitu bersifat eksperimental.

Berubahnya zaman dan peradaban turut andil dalam mempengaruhi cerpen-cerpen yang lahir. Untuk itu, nilai-nilai kebudayaan dan gaya hidup masyarakat tergambar sangat jelas dalam kejadian-kejadian di dalam cerpen. Selain itu, pesan-pesan yang ingin disampaikan penulis pun merujuk pada problematika sehari-hari yang dihadapi masyarakat di masa itu. Saat ini, cerpenis Indonesia yang terkenal yaitu Helvy Tiana Rosa, Iva Avianty, Asma Nadia, Afifah Afra, dan Naqiyyah Syam. Jadi, jika sobat tertarik untuk menjadi generasi cerpenis Indonesia selanjutnya, belajarlah pada mereka!


Sumber : Flickr

Hal-hal Menarik dalam Cerpen

Cerpen memiliki daya tarik karena keringkasan dan kesederhanaan permasalahan yang terkandung di dalamnya. Selain itu, cerpen pun lebih aktual dan menyesuaikan diri dengan situasi sehari-hari. Hal-hal yang menjadi perbincangan publik dan cerminan nyata cukup sering ditemukan dalam unsur-unsur cerpen. Jadi, secara keseluruhan hal-hal menarik dari cerpen yaitu bentuk, tema, isi, dan unsur-unsur intrinsiknya.

Langkah-langkah Menyusun Cerpen

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menulis cerpen, antara lain:
  1. Menangkap ide, dapat diperoleh dari kejadian sehari-hari yang dilihat atau dialami.
  2. Menentukan tema. Tema-tema yang sering digunakan dalam penulisan cerpen, seperti masalah sosial, keagamaan, kemiskinan, kesenjangan, perjuangan, percintaan, dan sebagainya.
  3. Sudut pandang cerita.
  4. Penokohan. Pengungkapan karakter tokoh dalam cerita harus logis.
  5. Alur atau plot. Biasanya karakter tokoh yang dibangun dalam cerita terdiri atas tokoh yang berkarakter baik dan berkarakter buruk.
  6. Menentukan judul. Judul dapat ditulis setelah keseluruhan cerita selesai ditulis.
  7. Menulis dengan gaya bahasa sendiri, artinya menulis dengan gaya yang biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
  8. Membuat paragraf pembuka, menggunakan bahasa yang menarik, menggugah, dan membuat penasaran pembaca.
  9. Merangkai alur dan plot.
  10. Membuat paragraf penutup. 
 

Menyadur Cerpen Menjadi Drama

Sebuah cerpen dapat disadur menjadi sebuah drama. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menyadur cerita pendek menjadi sebuah naskah drama, sebagai berikut:
  1. Membaca dengan seksama cerita yang akan diubah menjadi naskah drama.
  2. Mencatat dialog/percakapan yang terdapat dalam cerita.
  3. Mengubah dialog/percakapan yang terdapat dalam cerpen menjadi dialog/percakapan dalam naskah drama.
  4. Mengubah latar cerita menjadi setting pada drama.
  5. Menulis naskah drama. Dalam menyadur cerpen menjadi drama harus membuat kerangka cerita. Kerangka cerita tersebut berdasarkan tahapan alur cerita, yaitu: tahap perkenalan, tahap pertikaian, tahap klimaks, tahap peleraian, dan tahap penyelesaian. 

Semoga pemahaman kita tentang dunia cerpen dan sejarah perkembangannya serta bagaimana langkah-langkah menyusun cerpen, hal menarik di dalamnya, serta cara menyadurnya menjadi drama semakin mantap dan berisi. Silahkan kembangkan potensi untuk menulis cerpen, siapa tahu kelak akan menjadi cerpenis-cerpenis ternama Indonesia.

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kepatuhannya melakukan komentar yang sopan, tidak menyinggung S4R4 dan p0rnografi, serta tidak mengandung link aktif, sp4m, iklan n4rk0ba, senj4t4 ap1, promosi produk, dan hal-hal lainnya yang tidak terkait dengan postingan. Jika ada pelanggaran, maaf jika kami melakukan penghapusan sepihak. Terimakasih dan Salam blogger!