INIRUMAHPINTAR - Bagaimana Akhlak Terhadap Orang Tua dalam Islam? Pembahasan berikut ini akan memberikan pencerahan yang sejelas-jelasnya. Agar lebih mudah memahami, materi dibagi menjadi dua bagian, yaitu peranan orang tua dalam kehidupan dan cara berbuat baik terhadap orang tua. Selanjutnya penulis menyertakan petikan ayat Al-Quran dan Hadist terkait sebagai bukti dan referensi. Inilah penjelasannya:
Peranan Orang Tua Dalam Kehidupan
Tidak diragukan lagi bahwa ibu dan bapak itu mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan setiap orang, sebab dari kedua orang itulah seseorang itu lahir ke dunia. Ibu mengandung anaknya selama sembilan bulan dengan penuh kesukaran dan bahkan kadang-kadang penderitaan, yang semakin lama semakin berat. Kesusahan dan penderitaan selama mengandung anaknya itu ditanggungnya dengan penuh ketabahan dan kesabaran. Tidak ada kebosanan, tidak ada keluh kesah. Ketabahan dan kesabarannya timbul karena rasa cinta dan kasih sayang kepada anak yang dikandungnya. Ibu menjaga dirinya dengan baik karena didorong oleh keinginan agar anak yang dikandungnya dapat tumbuh dengan sebaik-baiknya.
Setelah menempuh masa hamil selama sembilan bulan, ibu melahirkan anaknya melalui perjuangan yang tidak ringan. Betapa pun rasa sakit yang dideritanya ketika melahirkan, setelah mendengar suara tangis bayi yang dilahirkan, seketika itu juga semua rasa sakit seakan hilang karena rasa sayang dan cintanya kepada anak yang baru dilahirkan itu.
Setelah menempuh masa hamil selama sembilan bulan, ibu melahirkan anaknya melalui perjuangan yang tidak ringan. Betapa pun rasa sakit yang dideritanya ketika melahirkan, setelah mendengar suara tangis bayi yang dilahirkan, seketika itu juga semua rasa sakit seakan hilang karena rasa sayang dan cintanya kepada anak yang baru dilahirkan itu.
Penderitaan ibu tidak terbatas sampai ia melahirkan anaknya, tetapi juga berlanjut sampai anaknya itu besar. Dengan penuh kasih sayang, ibu menjaga anaknya, menyusuinya, dan memelihara kesehatannya. Semuanya itu dilakukan dengan ikhlas, tanpa mengharapkan sedikit pun balasan.
Sementara itu, bapak pun berjuang mencari rezki untuk keperluan keluarganya. Setiap hari berusaha mencari nafkah untuk anak-anak dan isterinya. Ia tidak menghiraukan kesukaran yang harus dihadapi demi kelangsungan hidup dan kesejahteraan keluarganya. Teriknya matahari atau dinginnya malam tidak dirasakannya. Ia tetap terus berjuang dengan kemauan yang keras berusaha mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga berupa kebutuhan makan, pakaian, tempat tinggal, biaya sekolah anak-anaknya, dan keperluan hidup lainnya.
Setelah anaknya berangsur besar, tugas orang tua tidak semakin ringan, tetapi justru sebaliknya, tugas dan tanggung jawabnya semakin banyak. Setiap hari ibu harus bangun pagi-pagi menyiapkan makan pagi bagi anak-anaknya, kemudian menyiapkan segala sesuatu yang keperluan anaknya untuk sekolah. Demikian juga tugas bapak pun semakin besar karena biaya hidup semakin tinggi.
Demikian besar peranan orang tua bagi kelangsungan hidup anak-anaknya sehingga wajarlah jika agama Islam menempatkan kewajiban berbakti kepada orang tua ini sebagai ajaran yang penting, seperti tergambar dalam firman Allah:
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya". (Al Isra' 23)
Dalam ayat di atas disebutkan bahwa kewajiban berbakti kepada orang tua adalah perintah yang harus dilaksanakan sesudah perintah menyembah Allah semata. Urutan perintah berbakti kepada orang tua setelah perintah menyembah Allah menunjukkan betapa pentingnya kedudukan berbakti kepada orang tua. Dalam sebuah hadits Nabi menerangkan bahwa berbuat baik kepada orang tua itu lebih utama dibanding shalat, sedekah, puasa, haji, umrah, dan jihad fisabilillah. Sabdanya:
"Berbuat baik kepada kedua orang tua itu lebih utama dibanding dengan shalat, sedekah, haji, umrah, dan jihad di jalan Allah".
Hadits di atas tidak boleh dipahami bahwa berbakti kepada orang tua itu dapat menggantikan kewajiban shalat, sedekah, puasa, haji, umrah, dan jihad fi sabilillah karena semua perbuatan itu merupakan kewajiban agama yang jika ditinggalkan akan mendatangkan dosa. Hadits di atas menunjukkan betapa pentingnya kedudukan berbuat baik kepada kedua orang tua dalam ajaran Islam, sehingga walaupun seseorang itu taat mengerjakan shalat, sedekah, puasa, haji, umrah, dan jihad fisabilillah, jika ia tidak mau berbakti kepada kedua orang tua, maka ibadahnya itu tidak banyak membantu karena ia telah menanggung dosa besar.
Berbuat baik kepada orang tua selama masih hidup pada prinsipnya dilakukan dengan cara menyatakan rasa terima kasih, berbakti, bergaul dengan baik, dan menghormati keduanya, seperti ditegaskan dalam firman Allah berikut:
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik..." (Luqman 14-15)
"...Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (Al Isra 23-14)
Jika dalam suatu keadaan yang menghendaki harus memilih mana yang lebih dahulu harus dilakukan antara kepentingan ibu dengan kepentingan bapak, maka kepentingan ibu harus didahulukan, sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah. Pada suatu saat seorang sahabat bertanya kepada Nabi:
"Ya Rasulullah! Siapakah yang paling berhak untuk saya pergauli dengan baik?" Rasulullah menjawab: "Ibumu". Orang tersebut bertanya lagi: "Sesudah itu siapa lagi?". Beliau menjawab: "Ibumu". Orang tersebut bertanya lagi: "Sesudah itu, siapa?". Beliau menjawab: "Ibumu". Untuk keempat kalinya, orang tersebut bertanya: "Kemudian siapa lagi?". Baru Rasulullah menjawab: "Bapakmu". (Hadist riwayat Bukhari dari Abu Hurairah)
Berbuat baik kepada orang tua sesudah keduanya atau salah satu dari keduanya meninggal dunia dilakukan dengan cara mendoakan keduanya, sebab doa anak shaleh untuk orang tua adalah salah satu dari tiga amal manusia yang tidak terputus, walaupun telah meninggal dunia, sebagaimana ditegaskan dalam sabda Nabi:
"Apabila seseorang itu meninggal dunia maka terputuslah semua amalnya, kecuali tiga hal, yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat/dimanfaatkan, dan anak shaleh yang mendoakannya". (Hadist riwayat Bukhari dan Muslim)
Demikianlah pembahasan materi tentang Akhlak Terhadap Orang Tua dalam Islam. Semoga bermanfaat dan menginspirasi!
sumber ilustrasi : Flickr |
Setelah anaknya berangsur besar, tugas orang tua tidak semakin ringan, tetapi justru sebaliknya, tugas dan tanggung jawabnya semakin banyak. Setiap hari ibu harus bangun pagi-pagi menyiapkan makan pagi bagi anak-anaknya, kemudian menyiapkan segala sesuatu yang keperluan anaknya untuk sekolah. Demikian juga tugas bapak pun semakin besar karena biaya hidup semakin tinggi.
Demikian besar peranan orang tua bagi kelangsungan hidup anak-anaknya sehingga wajarlah jika agama Islam menempatkan kewajiban berbakti kepada orang tua ini sebagai ajaran yang penting, seperti tergambar dalam firman Allah:
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya". (Al Isra' 23)
Dalam ayat di atas disebutkan bahwa kewajiban berbakti kepada orang tua adalah perintah yang harus dilaksanakan sesudah perintah menyembah Allah semata. Urutan perintah berbakti kepada orang tua setelah perintah menyembah Allah menunjukkan betapa pentingnya kedudukan berbakti kepada orang tua. Dalam sebuah hadits Nabi menerangkan bahwa berbuat baik kepada orang tua itu lebih utama dibanding shalat, sedekah, puasa, haji, umrah, dan jihad fisabilillah. Sabdanya:
"Berbuat baik kepada kedua orang tua itu lebih utama dibanding dengan shalat, sedekah, haji, umrah, dan jihad di jalan Allah".
Hadits di atas tidak boleh dipahami bahwa berbakti kepada orang tua itu dapat menggantikan kewajiban shalat, sedekah, puasa, haji, umrah, dan jihad fi sabilillah karena semua perbuatan itu merupakan kewajiban agama yang jika ditinggalkan akan mendatangkan dosa. Hadits di atas menunjukkan betapa pentingnya kedudukan berbuat baik kepada kedua orang tua dalam ajaran Islam, sehingga walaupun seseorang itu taat mengerjakan shalat, sedekah, puasa, haji, umrah, dan jihad fisabilillah, jika ia tidak mau berbakti kepada kedua orang tua, maka ibadahnya itu tidak banyak membantu karena ia telah menanggung dosa besar.
Cara berbuat baik kepada orang tua
Berbuat baik kepada orang tua itu secara garis besar meliputi dua keadaan, yaitu: berbuat baik selama kedua atau salah satu dari dua orang tua itu masih hidup dan berbuat baik setelah kedua orang tua atau salah satu dari keduanya telah meninggal dunia.Berbuat baik kepada orang tua selama masih hidup pada prinsipnya dilakukan dengan cara menyatakan rasa terima kasih, berbakti, bergaul dengan baik, dan menghormati keduanya, seperti ditegaskan dalam firman Allah berikut:
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik..." (Luqman 14-15)
"...Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (Al Isra 23-14)
Jika dalam suatu keadaan yang menghendaki harus memilih mana yang lebih dahulu harus dilakukan antara kepentingan ibu dengan kepentingan bapak, maka kepentingan ibu harus didahulukan, sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah. Pada suatu saat seorang sahabat bertanya kepada Nabi:
"Ya Rasulullah! Siapakah yang paling berhak untuk saya pergauli dengan baik?" Rasulullah menjawab: "Ibumu". Orang tersebut bertanya lagi: "Sesudah itu siapa lagi?". Beliau menjawab: "Ibumu". Orang tersebut bertanya lagi: "Sesudah itu, siapa?". Beliau menjawab: "Ibumu". Untuk keempat kalinya, orang tersebut bertanya: "Kemudian siapa lagi?". Baru Rasulullah menjawab: "Bapakmu". (Hadist riwayat Bukhari dari Abu Hurairah)
Berbuat baik kepada orang tua sesudah keduanya atau salah satu dari keduanya meninggal dunia dilakukan dengan cara mendoakan keduanya, sebab doa anak shaleh untuk orang tua adalah salah satu dari tiga amal manusia yang tidak terputus, walaupun telah meninggal dunia, sebagaimana ditegaskan dalam sabda Nabi:
"Apabila seseorang itu meninggal dunia maka terputuslah semua amalnya, kecuali tiga hal, yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat/dimanfaatkan, dan anak shaleh yang mendoakannya". (Hadist riwayat Bukhari dan Muslim)
Demikianlah pembahasan materi tentang Akhlak Terhadap Orang Tua dalam Islam. Semoga bermanfaat dan menginspirasi!
No comments:
Post a Comment
Terimakasih atas kepatuhannya melakukan komentar yang sopan, tidak menyinggung S4R4 dan p0rnografi, serta tidak mengandung link aktif, sp4m, iklan n4rk0ba, senj4t4 ap1, promosi produk, dan hal-hal lainnya yang tidak terkait dengan postingan. Jika ada pelanggaran, maaf jika kami melakukan penghapusan sepihak. Terimakasih dan Salam blogger!