INIRUMAHPINTAR - Setelah memahami pengertian, ciri, dan jenis-jenis cerita fantasi pada pembahasan sebelumnya, pada kesempatan ini, rubrik jendela ilmu membagikan penjelasan lengkap tentang Struktur, Alur, dan Kebahasaan Teks Cerita Fantasi berdasarkan sudut pandang dan wawasan penulis.
1. Orientasi (Pengenalan)
Di bagian ini, penulis mengenalkan tokoh, watak tokoh, latar (tempat, suasana, sosial dan waktu), dan konflik yang terjadi dalam cerita. Dengan kata lain, di bagian orientasi pembaca telah dapat menemukan jawaban siapa, dimana, dan kapan suatu cerita terjadi. Di bagian ini juga, penulis dapat mengembangkan deskripsi tokoh, latar, dan konflik cerita.
2. Komplikasi (Konflik/Permasalahan)
Di bagian ini, penulis menghadirkan konflik atau masalah-masalah yang menjadi inti cerita. Masalah tersebut dikembangkan menjadi rangkaian cerita dengan alur yang menarik. Di bagian ini pula, penulis mengembangkan inti cerita dengan mengacu pada hubungan sebab akibat hingga mencapai puncak cerita (klimaks). Dengan kata lain, di bagian komplikasi ini, pembaca dapat mengetahui bagaimana cerita mengalir dari sebuah permasalahan atau konflik awal, lalu menjadi semakin rumit, dan mencapai puncak (klimaks).
3. Resolusi (Penyelesaian Masalah)
Resolusi merupakan bagian akhir dari teks cerita fantasi. Itu berarti tidak ada lagi penambahan konflik baru di tahapan ini. Dengan kata lain, penulis hanya menghadirkan penyelesaian masalah atas konflik-konflik yang ada sebagai penutup cerita.
Struktur Teks Cerita Fantasi
Pada dasarnya, Teks cerita fantasi hanya terdiri dari 3 struktur bagian, yaitu:1. Orientasi (Pengenalan)
Di bagian ini, penulis mengenalkan tokoh, watak tokoh, latar (tempat, suasana, sosial dan waktu), dan konflik yang terjadi dalam cerita. Dengan kata lain, di bagian orientasi pembaca telah dapat menemukan jawaban siapa, dimana, dan kapan suatu cerita terjadi. Di bagian ini juga, penulis dapat mengembangkan deskripsi tokoh, latar, dan konflik cerita.
2. Komplikasi (Konflik/Permasalahan)
Di bagian ini, penulis menghadirkan konflik atau masalah-masalah yang menjadi inti cerita. Masalah tersebut dikembangkan menjadi rangkaian cerita dengan alur yang menarik. Di bagian ini pula, penulis mengembangkan inti cerita dengan mengacu pada hubungan sebab akibat hingga mencapai puncak cerita (klimaks). Dengan kata lain, di bagian komplikasi ini, pembaca dapat mengetahui bagaimana cerita mengalir dari sebuah permasalahan atau konflik awal, lalu menjadi semakin rumit, dan mencapai puncak (klimaks).
3. Resolusi (Penyelesaian Masalah)
Resolusi merupakan bagian akhir dari teks cerita fantasi. Itu berarti tidak ada lagi penambahan konflik baru di tahapan ini. Dengan kata lain, penulis hanya menghadirkan penyelesaian masalah atas konflik-konflik yang ada sebagai penutup cerita.
Penjelasan Tambahan - Perbandingan Gerakan Senam dengan Teks Cerita Fantasi
Jika dihubungkan dengan gerakan Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) atau senam aerobik, teks cerita fantasi dapat digambarkan menjadi tiga bagian gerakan. Pertama, gerakan pembuka (pemanasan). Kedua, gerakan inti (improvisasi). Ketiga, gerakan penutup (pendinginan). Bagi yang pernah mengikuti senam, tentu mudah membedakan ritme gerakan dan musik pengiring di saat gerakan pemanasan, inti, dan pendinginan. Pada saat pemanasan, gerakan tubuh dan musik relatif slow (pelan). Sedangkan pada saat gerakan inti dilakukan, pergerakan tubuh dan musik beranjak lebih cepat dan semakin cepat hingga mencapai titik tercepat (klimaks). Dan di bagian pendinginan, gerakan tubuh dan musik kembali melambat seperti gerakan pemanasan, lalu sedikit demi sedikit menjadi semakin lambat dan berhenti dengan posisi tubuh siap dan tegap. Jadi, ilustrasi gerakan tubuh di dalam senam memiliki kesamaan ritme dengan alur (jalan cerita) di dalam teks cerita fantasi.
Selanjutnya, penjelasan tentang ciri Kebahasaan Teks Cerita Fantasi dipaparkan sebagai berikut:
Alur dan Kebahasaan Teks Cerita Fantasi
Penjelasan tentang alur teks cerita fantasi terkait dengan struktur cerita di atas. Itu berarti, alur teks cerita fantasi terbagi menjadi 4 bagian, yaitu : proses pengenalan, timbulnya konflik/permasalahan, konflik mencapai puncak (klimaks), dan penyelesaian masalah.Selanjutnya, penjelasan tentang ciri Kebahasaan Teks Cerita Fantasi dipaparkan sebagai berikut:
- Teks cerita fantasi menggunakan sudut pandang penokohan seperti aku, saya, kami, mereka, nama orang (seperti Joko, dsb).
- Teks cerita fantasi menggunakan kata sifat dari hasil pengamatan panca indera untuk menggambarkan atau mendeskripsikan tokoh, latar (tempat, waktu, suasana, sosial), dan konflik yang ada. Di tahapan ini, penulis cerita fantasi dapat saja menghadirkan pilihan-pilihan kata (diksi) sebagaimana yang biasa ditemukan di dalam kaidah kebahasaan teks/paragraf deskripsi. Perbedaannya hanyalah pada kesesuaian cerita dengan fakta. Pada teks fantasi, penulis mendeskripsikan sesuatu yang berupa khayalan seolah-olah tampak benar-benar nyata. Sedangkan pada teks deskripsi, penulis mendeskripsikan sesuatu yang benar-benar nyata dan sesuai fakta (bukan karangan).
- Teks cerita fantasi dapat juga menggunakan kata metafora (kiasan) dan personifikasi (perumpamaan).
- Teks cerita fantasi menggunakan kata penghubung (konjungsi) penanda urutan waktu seperti pada teks narasi, misalnya: selanjutnya, akhirnya, pada mulanya, pertama-tama, kemudian, lalu, dsb.
- Teks cerita fantasi menggunakan kalimat atau ungkapan langsung (direct expression) untuk menambah cita rasa / kelezatan isi cerita. Ungkapan ini dihadirkan penulis dalam bentuk dialog atau percakapan antar tokoh di dalam cerita.
Kesimpulan
Setelah mendapatkan penjelasan lengkap tentang Struktur, Alur dan Kebahasaan Teks Cerita Fantasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa teks cerita fantasi memiliki keterkaitan erat dengan cerita narasi dan deskripsi. Dalam hal ini, cerita fantasi selalu memuat kaidah-kaidah kebahasaan seperti di dalam teks/paragraf deskripsi maupun di dalam teks/paragraf narasi. Agar tidak sulit membedakan antara cerita fantasi, deskripsi, dan narasi, pembaca hanya perlu mengingat bahwa cerita fantasi mengandung cerita deskripsi dan narasi tetapi dalam bentuk khayalan/karangan semata, sedangkan cerita deskripsi dan narasi merujuk pada kenyataan dan fakta.Semoga tulisan ini bermanfaat. Jangan lupa share atau berbagi ide dan saran di kolom komentar di bawah ini.
kak, kira2 kalau alur kebahasaan dari cerita fantasi kekuatan ekor biru nataga seperti apa ya?
ReplyDeletealur kebahasaan cerita fantasi terbagi menjadi 4 bagian, yaitu pengenalan, timbulnya konflik, terjadi klimaks, dan solusi. Nah, selanjutnya silahkan data seluruh peristiwa di dalam cerita Nataga dan masukkan ke bagian alur kebahasaannya masing-masing...selamat belajar de!
ReplyDelete