Pola Pengembangan, Jenis, dan Contoh Paragraf Narasi
INIRUMAHPINTAR - Materi Pola Pengembangan, Jenis, dan Contoh Paragraf Narasi merupakan bagian dari pelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 Kelas VII Tingkat SMP/MTs sederajat. Namun demikian, materi ini penting untuk semua kalangan yang sedang berkecimpung atau menggeluti bidang keilmuan Bahasa dan Sastra Bahasa Indonesia meliputi pelajar, mahasiswa, guru, dan dosen. Berikut ini adalah penjelasan selengkapnya:
Pola pengembangan paragraf narasi dapat ditinjau dari dua segi, yaitu berdasarkan jenis kronologi yang digunakan dan berdasarkan sumber ide penulisannya.
a. Paragraf Narasi Kronologis Waktu
b. Paragraf Narasi Kronologis Peristiwa
a. Paragraf Narasi Ekspositoris, yaitu karangan narasi yang bertujuan menggugah pikiran pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Penulis bertujuan menambah pengetahuan pembaca melalui uraian peristiwa yang disajikan. Oleh karena itu, pembaca dapat memeroleh pengetahuan luas mengenai apa yang dibacanya. Narasi ekspositoris digolongkan menjadi dua, yaitu narasi ekspositoris umum dan narasi ekspositoris khusus. Contoh narasi ekspositoris adalah cerita perjalanan atau pengalaman.
b. Paragraf Narasi Sugestif, yaitu karangan narasi yang berusaha memberikan makna pada peristiwa atau kejadian itu sebagai pengalaman dan lebih cenderung menggunakan bahasa konotatif untuk memberikan kesan imajinasi. Dengan kata lain, paragraf narasi sugestif adalah paragraf yang menguraikan suatu kejadian berdasarkan khayalan (imajinasi) penulis. Narasi sugestif adalah bentuk karya sastra, seperti cerpen, novel, atau dongeng.
Contoh:
Demikianlah ia berpikir-pikir pada suatu petang, ketika matahari hampir terbenam. Tatkala ia duduk di kebun, yang di belakang rumah mereka, sedang anaknya yang laki-laki bermain di tempat itu. Mariamin yang berumur dua belas tahun lagi mengerjakan pelajarang yang dibawanya dari sekolah. Tampaklah anaknya mengambil sepotong kayu hendak memukul kupu-kupu yang hinggap pada sekuntum bunga melati. Akan tetapi, dengan sebentar itu juga ia berlari, lalu menangkap tangan anaknya. (sumber : Azab dan Sengsara)
a. Narasi Fiksi, yaitu paragraf narasi yang tidak benar-benar terjadi
b. Narasi nonfiksi, yaitu paragraf narasi yang terjadi dalam kehidupan nyata
sumber ilustrasi : www.flickr.com |
Pola pengembangan paragraf narasi dapat ditinjau dari dua segi, yaitu berdasarkan jenis kronologi yang digunakan dan berdasarkan sumber ide penulisannya.
1. Berdasarkan Jenis Kronologi
Berdasarkan jenis kronologinya, paragraf narasi digolongkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:a. Paragraf Narasi Kronologis Waktu
- Paragraf ini disusun dengan mengutamakan tinjauan pada urutan waktu terjadinya peristiwa. Penulis menyajikan cerita sejak awal hingga akhir dengan alur lurus (plot linear) tanpa ada kejutan. Hal itu akan mengakibatkan paragraf menjadi tidak menarik atau membosankan.
- Pada pagi buta, saat matahari masih jauh tersembunyi, ia sudah berangkat menuruni bukit dengan sebakul sayuran di punggungnya. Dengan harapan ketika matahari terbit sudah bertemu dengan pedagang sayur di pasar. Tidak banyak yang diharapkan, beberapa lembar ribuan cukup untuk keperluan hari itu. Tanpa menghiraukan kelelahannya, ketika matahari mulai naik, ia menuju ladang dan baru pulang bersama hasil panennya menjelang sore.
b. Paragraf Narasi Kronologis Peristiwa
- Paragraf ini disusun dengan mengutamakan urutan penting atau menariknya peristiwa. Penulis mendahulukan kejadian penting sebagai kejutan, baru dilanjutkan ke hal-hal yang kurang penting sebagai penjelasan.
- Akhirnya bom itu meledak dan menghancurkan perkampungan mereka. Semua hancur berkeping tanpa sisa. Tidak ada lagi benda atau bangunan yang masih utuh. Suasana hening dan sunyi, seperti tanpa kehidupan. Hanya asap yang masih mengepul di mana-mana. Tidak satu pun manusia yang masih hidup tampak di tempat itu. Suasana hening kian mencekam saat tercium kematian.
2. Berdasarkan Sumber Ide
Berdasarkan sumber idenya, paragraf narasi dikelompokkan sebagai berikut:a. Paragraf Narasi Ekspositoris, yaitu karangan narasi yang bertujuan menggugah pikiran pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Penulis bertujuan menambah pengetahuan pembaca melalui uraian peristiwa yang disajikan. Oleh karena itu, pembaca dapat memeroleh pengetahuan luas mengenai apa yang dibacanya. Narasi ekspositoris digolongkan menjadi dua, yaitu narasi ekspositoris umum dan narasi ekspositoris khusus. Contoh narasi ekspositoris adalah cerita perjalanan atau pengalaman.
- Narasi Ekspositoris Umum; paragraf ini disusun berdasarkan peristiwa yang sudah biasa terjadi, sering atau berulang-ulang terjadi.
- Seperti biasa Ibu bangun pagi-pagi sekali. Sehabis salat subuh bersama Ayah, Ibu mulai sibuk di dapur menyiapkan sarapan pagi. Pertama-tama dia merebus air untuk membuat susu dan the. Lalu, mencuci beras dan memasukkannya ke rice cooker. Selain itu, memotong sayuran dan meracik bumbu. Suara di penggorengan mulai terdengar. Aroma masakan Ibu mulai tercium.
- Narasi Ekspositoris Khusus; paragraf ini disusun berdasarkan kejadian istimewa yang dialami seseorang atau masyarakat. Peristiwa tersebut mungkin hanya terjadi satu kali dalam kehidupan seseorang sehingga tidak pernah terulang pada kesempatan berikutnya.
- Hari itu, Ais merasa tidak tenang dan gelisah. Semua pelajaran di sekolah tidak ada yang masuk dalam pikirannya. Ketika bel berbunyi tanda pelajaran itu berakhir. Ais langsung mengemasi peralatan sekolahnya dan buru-buru pulang. Sesampainya di depan rumah, Ais tampak kaget. Rumahnya penuh orang. Dengan keheranan, Ais masuk ke dalam rumah. “Sabar ya, Ais,” kata seorang sanak saudaranya. “Ada apa, Tante?” balasnya bertanya. Orang yang dipanggilnya Tante kemudian mengantarnya masuk ke dalam kamar ibunya. Di dalam kamar itu ibunya telah terbujur di atas tempat tidur tak bergerak. Seketika Ais jatuh pingsan.
b. Paragraf Narasi Sugestif, yaitu karangan narasi yang berusaha memberikan makna pada peristiwa atau kejadian itu sebagai pengalaman dan lebih cenderung menggunakan bahasa konotatif untuk memberikan kesan imajinasi. Dengan kata lain, paragraf narasi sugestif adalah paragraf yang menguraikan suatu kejadian berdasarkan khayalan (imajinasi) penulis. Narasi sugestif adalah bentuk karya sastra, seperti cerpen, novel, atau dongeng.
Contoh:
Demikianlah ia berpikir-pikir pada suatu petang, ketika matahari hampir terbenam. Tatkala ia duduk di kebun, yang di belakang rumah mereka, sedang anaknya yang laki-laki bermain di tempat itu. Mariamin yang berumur dua belas tahun lagi mengerjakan pelajarang yang dibawanya dari sekolah. Tampaklah anaknya mengambil sepotong kayu hendak memukul kupu-kupu yang hinggap pada sekuntum bunga melati. Akan tetapi, dengan sebentar itu juga ia berlari, lalu menangkap tangan anaknya. (sumber : Azab dan Sengsara)
3. Berdasarkan Fakta Kejadian
Jenis paragraf narasi berdasarkan fakta kejadiannya terbagi menjadi dua, yaitu:a. Narasi Fiksi, yaitu paragraf narasi yang tidak benar-benar terjadi
b. Narasi nonfiksi, yaitu paragraf narasi yang terjadi dalam kehidupan nyata
Referensi:
1. Judul Buku : Bahasa Indonesia untuk SMK Tingkat Madia (Kelas XI), Penulis: Nani Darmayanti, Penerbit: Grafindo Media Pratama, Tahun: 20072. Judul Buku : Bahasa Indonesia 1 untuk SMA Kelas X, Penulis: Sri Sutarni, S.Pd. dan Drs. Sukardi, M.Pd., Penerbit: Quadra, Tahun: 2008
_________
Semoga pembahasan tentang Pola Pengembangan, Jenis, dan Contoh Paragraf Narasi ini bermanfaat untuk pembaca. ^_^
No comments:
Post a Comment
Terimakasih atas kepatuhannya melakukan komentar yang sopan, tidak menyinggung S4R4 dan p0rnografi, serta tidak mengandung link aktif, sp4m, iklan n4rk0ba, senj4t4 ap1, promosi produk, dan hal-hal lainnya yang tidak terkait dengan postingan. Jika ada pelanggaran, maaf jika kami melakukan penghapusan sepihak. Terimakasih dan Salam blogger!