Pengertian, Tujuan, Teknik, dan Contoh Penyuntingan Teks/Karangan
INIRUMAHPINTAR - Penjelasan berikut ini meliputi Pengertian, Tujuan, Teknik, dan Contoh Penyuntingan Teks/Karangan deskripsi, narasi, eksplanasi, fantasi, observasi, eksposisi, sastra, ulasan, prosedur, persuasi, dan argumentasi. Pemahaman terhadap materi ini sangat penting dalam bidang studi Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, agar hasil yang diperoleh maksimal, penulis merekomendasikan pembaca untuk memperhatikan bagian demi bagian di bawah ini secara berurutan.
Pengertian Menyunting Teks / Karangan
Untuk membantu pembaca memahami bagian ini, penulis telah mengumpulkan beberapa pengertian menyunting dari berbagai buku sebagai sumber terpercaya, sebagai berikut:
- Menyunting adalah suatu kegiatan pemeriksaan kembali suatu tulisan atau naskah sebelum tulisan tersebut dipublikasikan.
- Menyunting adalah kegiatan menyiapkan naskah, teks, atau karangan siap cetak atau siap terbit dengan memerhatikan sistematika penyajian, isi, dan bahasa.
- Menyunting disebut juga mengedit (editing process)
Tujuan Penyuntingan Teks / Karangan
Menyunting bertujuan untuk mengurangi kesalahan-kesalahan yang dilakukan penulis dalam membuat tulisan sehingga kualitas tulisan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Tulisan yang baik dapat menambah daya pikat dan lamanya pembaca meresapi kata demi kata yang tersaji dalam teks/karangan.
Teknik Penyuntingan Teks / Karangan
Selama proses penyuntingan teks / karangan, seorang penyunting harus menggunakan teknik-teknik yang tepat. Secara garis besar, teknik atau langkah-langkah penyuntingan teks / karangan adalah sebagai berikut:
[1] Membaca ulang konsep dasar teks / karangan / naskah yang telah selesai dengan penuh ketelitian dan kehati-hatian.
- Kesalahan penggunaan kata baku dan tidak baku. Penggunaan kata yang tidak baku dalam sebuah karangan dapat merusak kesempurnaan penyajian maksud dan tujuan penulisan sekaligus mengukur kekayaan kosa kata seorang penulis. Oleh karena itu, seorang penyunting dapat menggunakan kamus Bahasa Indonesia terbaru sebagai pembanding dalam melakukan koreksi. Contoh: akhli seharusnya ahli, apotik seharusnya apotek, dan atlit seharusnya atlet.
- Kesalahan ejaan. Di bagian ini, penyuntingan meliputi koreksi penggunaan huruf kapital pada judul sapaan, gelar, nama kota; penggunaan imbuhan, kata depan, lambang, angka, serapan; dan sesuai tidaknya penulisan kata demi kata berdasarkan ejaan yang disempurnakan.
- Kesalahan tanda baca. Di tahapan ini, penyuntingan meliputi koreksi pada penggunaan tanda baca seperti tanda tanya, seru, titik, koma, titik dua, dan tanda-tanda baca yang lain.
- Kesalahan diksi atau pilihan kata. Di bagian ini, penyunting dapat memperhatikan tingkat kesesuaian dan ketepatan pilihan kata yang digunakan dalam kalimat seperti istilah dan kata bentukan. Biasanya penyunting mengganti kata yang tidak padu dengan kata lain yang memiliki arti serupa (sinonim). Selain itu, ketidaksempurnaan penulisan karena kesalahan pengetikan juga patut menjadi fokus penyunting.
- Kesalahan struktur. Di tahapan ini, penyunting memperhatikan keterpaduan, kelogisan, tingkat ambiguitas, dan struktur kalimat teks karangan, apakah telah sesuai dengan aturan yang benar atau belum. Dalam hal ini, penempatan subjek, predikat, objek, teterangan, dan pelengkap harus dipastikan tepat dan tidak tertukar. Selain itu, penggunaan kalimat aktif atau pasif juga menjadi fokus identifikasi agar karangan terhindar dari ketidakefektifan dan ketidaksesuaian pada kaidah-kaidah penulisan.
- Kesalahan Konjungsi atau kata penghubung. Penggunaan konjungsi atau kata penghubung meliputi hubungan antar kata dalam kalimat, antar kalimat, dan antar paragraf. Di bagian ini, penyunting harus benar-benar mengikuti alur cerita dalam sebuah teks / karangan agar tidak salah dalam mengoreksi penggunaan konjungsi. Karangan yang padu pasti memiliki kata penghubung yang tepat. Oleh karena itu, bagian penyuntingan ini tidak boleh diabaikan begitu saja.
[4] Memperhatikan indentasi, spasi, dan tingkat kerapatan antar kata, kalimat, dan paragraf.
[5] Memperbaiki kesalahan-kesalahan teks atau karangan yang telah diidenfikasi sebagaimana tersebut di atas dengan cara melakukan penghapusan, penggantian, atau penambahan unsur-unsur bahasa dalam tulisan.
[6] Sebagai tahap finalisasi, seorang penyunting sebaiknya membaca ulang teks / karangan yang telah disunting sebelum dipublish atau dicetak.
Contoh Penyuntingan Teks
Berikut ini, penulis menyajikan contoh teks yang salah dan yang telah diperbaiki agar menjadi bahan perbandingan pembaca:
Contoh teks yang salah :
Pada 28 Maret 1830, diponegoro ditangkap dimagelang, dan Pangeran diponegoro di buang ke manado.
Akan tetapi dia wafat di Makassar pada 8 Januari 1855 setelah dia dipindahkan dari Manado ke Makasar
Contoh teks setelah diperbaiki:
Pada 28 Maret 1830, Pangeran Diponegoro ditangkap di Magelang dan dibuang ke Manado. Beliau lalu dipindahkan ke Makassar dan wafat di sana pada 8 Januari 1855.
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran "Menyunting" di dalam Kelas
- Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil terdiri dari 4 atau 5 orang.
- Guru membagikan teks / karangan yang belum sempurna kepada setiap kelompok.
- Guru memberikan instruksi kepada setiap kelompok untuk mendiskusikan kaidah penulisan huruf, kata, tanda baca, dan unsur-unsur kebahasaan di dalam karangan yang dibagikan.
- Setelah memahami kaidah-kaidah tersebut, setiap kelompok melakukan penyuntingan dan mengoreksi teks / karangan.
- Guru mengarahkan siswa untuk menggunakan tabel identifikasi sebagai langkah awal proses penyuntingan. Bentuknya disesuaikan dengan kebutuhan penyuntingan dan materi pembelajaran pada saat itu. Kolom-kolom tabel penyuntingan dapat dibagi menjadi kolom kata tidak baku, tanda baca, keefektifan kalimat, kepaduan paragraf, alasan, dan perbaikan kalimat.
- Setiap kelompok mengumumkan hasil diskusinya di depan kelas dan dikomentari oleh kelompok lain.
- Setiap kelompok memajang hasil akhir penyuntingan teks / karangannya di lembar pajangan atau mading kelas.
- Setiap kelompok berkeliling mengamati hasil kerja kelompok lain dan saling bertukar ide.
- Refleksi pembelajaran dan penutup.
Referensi :
1. Target Nilai 10 UN SMP/MTs 2016 Sistem CBT Oleh Eka Fitriyani, S.Pd., Moch. Amin2. TOP TRIK; UN SMA/MA IPA 2017 oleh Tim Tangga Eduka
3. TOP No 1 UN SMP/MTS 2016 Seri Pendalaman Materi oleh Tim Guru Indonesia
Kesimpulan dan Catatan Penulis
Sebagai
kesimpulan dan catatan tambahan, penulis meyakini bahwa proses
penyuntingan adalah bagian terpenting dalam berkarya. Oleh karena itu,
tahapan ini tidak boleh diabaikan. Namun, berdasarkan pengalaman
penulis, kegiatan penyuntingan teks / karangan / naskah sebaiknya
dilakukan pada saat konsentrasi serta kebugaran fisik dan mental masih on fire.
Setelah menyelesaikan sebuah karya dalam kurun waktu 2 sampai 3 jam,
biasanya terjadi penurunan kualitas konsentrasi. Oleh karena itu, tenaga
dan pikiran yang terkuras setelah menulis sebaiknya dipulihkan terlebih
dahulu sebelum melakukan penyuntingan. Jika dilakukan di dalam kelas,
guru harus mampu melihat situasi dan keadaan para siswa disaat melakukan
penyuntingan. Untuk hasil yang lebih maksimal, proses penyuntingan,
revisi, dan finalisasi dapat dilakukan dalam beberapa kali pertemuan.
Dengan harapan, tulisan yang tercipta benar-benar karya terbaik.
R
ReplyDeleteSalam
ReplyDeleteSaya mau bertanya mengapa dalam menyunting, isi dan bahasa sanagt penting yah
Marwa Wulandari : Menyunting itu bertujuan agar hasil suntingan menjadi semakin baik dalam hal kualitas. Untuk itu, isi dan bahasa merupakan bagian terpenting dijadikan sebagai objek penyuntingan. Semakin sempurna susunan isi dan kebahasaan yang digunakan, maka kualitas teks atau karya tulis yang disunting pun semakin baik.
DeleteMengapa gak bisa di copy?
ReplyDelete