Pola Pengembangan Teks/Paragraf Deskripsi
INIRUMAHPINTAR - Setelah membahas Pengertian, Isi, Ciri, Struktur, Kaidah Kebahasaan Teks Deskripsi Lengkap di artikel sebelumnya, kali ini rubrik jendela ilmu menghadirkan pembahasan tentang Pola Pengembangan Teks/Paragraf Deskripsi. Tentu saja mengetahui pola pengembangan teks atau paragraf deskripsi terlebih dahulu sebelum melangkah ke tahap penulisan lebih dianjurkan. Selain memperluas cakrawala berpikir, mendalami pola pengembangan teks deskrispi dapat menambah wawasan kesastraan seorang penulis atau calon penulis.
Untuk mereka yang masih duduk di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau di Sekolah Menengah Atas (SMA), materi ini akan sangat berguna baik sebagai bagian dari pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah maupun sebagai bekal hidup di masa depan. Sementara bagi mahasiswa yang mengambil jurusan sastra dan bahasa Indonesia di perguruan tinggi juga dapat memperoleh manfaat dari tulisan ini. Bahkan, mungkin saja ada di antara sahabat pembaca yang memiliki passion menjadi seorang penulis, entah penulis cerpen, novel, atau roman, pengetahuan tentang Pola Pengembangan Teks/Paragraf Deskripsi berikut ini wajib menjadi referensi pribadi.
Secara umum, pola pengembangan teks atau paragraf deskripsi terdiri dari dua segi, yaitu dari cara pandang penulis terhadap objek dan teknik perincian objek.
a. Paragraf deskripsi pola spesial
Paragraf ini dikembangkan berdasarkan tinjauan terhadap objek dari segi ruang dan waktu. Penulis menguraikan benda, hal, atau peristiwa terutama mengenai letak, unsur-unsur yang dimiliki, dan batas-batasnya. Paragraf ini tidak melibatkan hadirnya tokoh sehingga tidak terbentuk sudut pandang. Contoh teks/paragraf deskripsi pola spesial dapat dilihat berikut ini:
b. Paragraf deskripsi pola sudut pandang
Paragraf ini disusun dengan menghadirkan tokoh yang menduduki tempat atau posisi tertentu dalam objek. Selanjutnya, tokoh itulah yang memberikan gambaran secara rinci tentang hal, benda, atau peristiwa dalam paragraf. Contohnya berikut ini:
a. Paragraf deskripsi pola observasi
Paragraf ini didasarkan pada uraian kata tentang objek secara rinci sehingga menyerupai laporan hasil pengamatan. Contohnya berikut ini:
b. Paragraf deskripsi pola fokus
Paragraf ini disusun dengan menggunakan sebuah objek sebagai titik pusat untuk kemudian dijelaskan dengan benda, hal, atau peristiwa yang melingkupinya. Contohnya sebagai berikut:
c. Paragraf deksripsi pola seleksi
Paragraf ini dikembangkan dengan memilah-milah objek yang tampak jelas, samar-samar, sampai pada benda, hal, atau peristiwa yang tersembunyi. Contohnya berikut ini:
Untuk mereka yang masih duduk di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau di Sekolah Menengah Atas (SMA), materi ini akan sangat berguna baik sebagai bagian dari pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah maupun sebagai bekal hidup di masa depan. Sementara bagi mahasiswa yang mengambil jurusan sastra dan bahasa Indonesia di perguruan tinggi juga dapat memperoleh manfaat dari tulisan ini. Bahkan, mungkin saja ada di antara sahabat pembaca yang memiliki passion menjadi seorang penulis, entah penulis cerpen, novel, atau roman, pengetahuan tentang Pola Pengembangan Teks/Paragraf Deskripsi berikut ini wajib menjadi referensi pribadi.
sumber ilustrasi : commons.wikimedia.org |
Secara umum, pola pengembangan teks atau paragraf deskripsi terdiri dari dua segi, yaitu dari cara pandang penulis terhadap objek dan teknik perincian objek.
[1] Berdasarkan cara pandang penulis
Berdasarkan cara pandang penulis terhadap objek, paragraf dibedakan menjadi berikut ini:a. Paragraf deskripsi pola spesial
Paragraf ini dikembangkan berdasarkan tinjauan terhadap objek dari segi ruang dan waktu. Penulis menguraikan benda, hal, atau peristiwa terutama mengenai letak, unsur-unsur yang dimiliki, dan batas-batasnya. Paragraf ini tidak melibatkan hadirnya tokoh sehingga tidak terbentuk sudut pandang. Contoh teks/paragraf deskripsi pola spesial dapat dilihat berikut ini:
Penyakit Moyamoya pertama kali diidentifikasi di Jepang pada 1957. Pada 1968, penyakit ini diperkenalkan dan Moyamoya dipakai secara resmi sebagai nama penyakit pada 1969. Penderita paling sering dari Jepang dan Korea, tetapi juga ditemukan pada pasien dari Amerika Serikat, Eropa, Australia dan Afrika. Hampir setengah dari kasus yang diidentifikasi dialami anak-anak umur 10 tahun. Anak-anak yang menderita penyakit ini biasanya mengalami stroke tidak permanen. Salah satu penandanya adalah umur dan hipertensi (tekanan darah tinggi). Penyakit Moyamoya cenderung terjadi secara genetik. Kemungkinan hasil dari warisan kelainan genetik. Sedangkan pada penderita dewasa, mereka sering pembuluh darah di dalam otaknya pecah. (sumber : health.detik.com dengan pengubahan seperlunya)
b. Paragraf deskripsi pola sudut pandang
Paragraf ini disusun dengan menghadirkan tokoh yang menduduki tempat atau posisi tertentu dalam objek. Selanjutnya, tokoh itulah yang memberikan gambaran secara rinci tentang hal, benda, atau peristiwa dalam paragraf. Contohnya berikut ini:
Berhubung saya baru saja menjalani operasi sinustis, saya ingin berbagi dengan teman-teman semua. Penyakit ini merupakan gangguan yang terjadi pada saluran pernapasan di hidung. Adanya malfungsi terhadap katup udara di hidung yang menyebabkan seringnya penderita sinustis mengalami pilek atau hidung tersumbat. Sering kali pilek diasosiasikan dengan penyakit ringan. Masalahnya, ketika penderita sinustis mengalami pilek setiap pagi. Sementara, katup udara itu tidak bekerja dengan baik. Akibatnya, cairan yang menyumbat hidung tersebut berkumpul di wajah. Pertama-tama di pipi kemudian di dahi, dan ketika sudah terlalu lama tidak diatasi maka cairan tersebut akan sampai di otak. Fatal akibatnya jika cairan tersebut bisa sampai di otak. Ketika cairan tersebut harus dikeluarkan maka operasi adalah satu-satunya jawaban. (sumber: pinterest.com)
[2] Berdasarkan cara pandang penulis
Berdasarkan teknik perincian objek, teks/paragraf deksripsi dibedakan menjadi:
a. Paragraf deskripsi pola observasi
Paragraf ini didasarkan pada uraian kata tentang objek secara rinci sehingga menyerupai laporan hasil pengamatan. Contohnya berikut ini:
Berdasarkan data Dinkes KBB, jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Bandung Barat terus meningkat setiap tahun. Selama 2013-2015, peningkatan terasa lebih signifikan karena Dinkes melakukan pemeriksaan langsung terhadap populasi kunci HIV/AIDS.Dari 26 kasus baru pada 2013, kemudian 37 kasus baru pada 2014, lalu menjadi 48 kasus baru pada 2015. Bahkan, sepanjang 2014 sampai 2015, kasus ditemukan bukan lagi pada komunitas heteroseksual atau LSL (Laki Seks Laki) tapi lebih banyak ibu rumah tangga. Hampir 80% mereka tertular oleh suaminya terlebih dahulu, yang kemudian meninggal dengan ciri-ciri mirip dengan penderita HIV/AIDS. (sumber: www.pikiran-rakyat.com dengan pengubahan seperlunya)
b. Paragraf deskripsi pola fokus
Paragraf ini disusun dengan menggunakan sebuah objek sebagai titik pusat untuk kemudian dijelaskan dengan benda, hal, atau peristiwa yang melingkupinya. Contohnya sebagai berikut:
Pesawat terbang adalah salah satu transportasi udara yang dilengkapi dengan dua sayap menyerupai burung. Pesawat terbang banyak ditemui di bandara. Ketika menjelang terbang, suara mesin pesawat terdengar sangat besar. Hembusan angin yang dihasilkan pun cukup kencang. Saat telah mengudara, pesawat terbang tampak sangat kecil dan bergerak sangat lambat jika dilihat dari daratan. Kata ayahku, naik pesawat seperti naik bus premium. Kursi penumpangnya banyak dan memiliki pendingin ruangan. Selain itu, ada pramugari dan pramugara yang ramah melayani penumpang. Saat berada di dalam pesawat, penumpang dilengkapi dengan sabuk pengaman, tabung oksigen jika dibutuhkan, dan pelampung keselamatan. Di jendela pesawat, hanya terlihat awan-awan putih dan langit berwarna biru.
c. Paragraf deksripsi pola seleksi
Paragraf ini dikembangkan dengan memilah-milah objek yang tampak jelas, samar-samar, sampai pada benda, hal, atau peristiwa yang tersembunyi. Contohnya berikut ini:
Di gubuk tua itu, seorang kakek hidup sebatang kara. Halaman rumahnya tidak terawat. Rumput-rumput dan ilalang dibiarkan tumbuh memanjang. Daun-daun kering dan ranting pohon pun telah menggunung di sekelilingnya. Entah bagaimana si kakek tua hidup. Si kakek pun hanya keluar rumah sekali sebulan. Setiap malam yang terdengar cuma suara adzan yang dikumandangkannya berulang-ulang. Tetangganya pun tak ada yang berani menjenguk atau melihat-melihat keadaan si kakek. Pernah sekali waktu ada yang memberanikan diri, tetapi malah menjadi lumpuh hingga sekarang.
Referensi : buku bahasa Indonesia 1 SMA kelas X karangan Sri Sutarni dan Sukardi
No comments:
Post a Comment
Terimakasih atas kepatuhannya melakukan komentar yang sopan, tidak menyinggung S4R4 dan p0rnografi, serta tidak mengandung link aktif, sp4m, iklan n4rk0ba, senj4t4 ap1, promosi produk, dan hal-hal lainnya yang tidak terkait dengan postingan. Jika ada pelanggaran, maaf jika kami melakukan penghapusan sepihak. Terimakasih dan Salam blogger!