Mengenal Refleksi Pembelajaran terhadap Guru/Dosen - INIRUMAHPINTAR.com
Beranda · Sekolah · Kuliah · Sastra · Motivasi · Artikel Opini · Ulas Berita · English Corner · Ragam · Info · Forum Tanya Jawab Matematika · Jasa Pasang Iklan Murah

Mengenal Refleksi Pembelajaran terhadap Guru/Dosen

INIRUMAHPINTAR - Refleksi Pembelajaran terhadap Guru/Dosen merupakan bagian dari proses belajar mengajar yang tidak boleh terlupakan. Aktivitas ini memainkan peranan penting dalam rangka mempelancar tercapainya hasil pembelajaran. Hasil yang diperoleh dari lembar refleksi siswa/mahasiswa, dapat dipertimbangkan dengan sungguh-sungguh oleh guru atau dosen sebagai bahan kunci dasar dalam pemilihan strategi, metode, pendekatan, dan model pembelajaran di pertemuan berikutnya. Apalagi setiap kelas memiliki karakter siswa/mahasiswa yang berbeda-beda, sehingga mengetahui apa yang sesungguhnya siswa/mahasiswa inginkan dalam proses belajar-mengajar adalah langkah awal dalam percepatan proses pembelajaran dengan hasil yang memuaskan. Kelas yang memiliki siswa/mahasiswa sedang-sedang misalnya, akan mengalami peningkatan hasil belajar secara signifikan, sedangkan kelas dengan siswa/mahasiswa yang agak kurang akan berubah, minimal selangkah lebih maju dari sebelumnya.
sumber ilustrasi : en.wikipedia.org

Kapan Kegiatan Refleksi Pembelajaran dilakukan oleh Guru/Dosen?

Untuk mendapatkan hasil yang akurat dan spesifik, kegiatan  refleksi  dapat dilakukan di akhir pembelajaran di setiap pertemuan. Namun, jika tidak memungkinkan, kegiatan refleksi dapat dilakukan setiap kali menyelesaikan satu materi pembahasan. Biasanya dilakukan satu kali dalam dua minggu atau paling minimal, sekali dalam sebulan. Akan tetapi, jika proses pembelajaran dianggap telah mencapai titik bahagia dan tanpa masalah berarti, kegiatan refleksi dapat dilakukan sekali dalam semester.

Apa Manfaat Refleksi Pembelajaran bagi Siswa/Mahasiwa?

Melalui proses refleksi, siswa/mahasiswa dapat mengungkapkan perasaan berupa kesan, pesan, atau ide kepada guru atau dosen mereka. Hal yang paling penting yaitu mengungkapkan apa yang mereka inginkan dan sukai dalam belajar. Siswa/mahasiswa berhak untuk memilih suasana yang mereka dambakan. Bahkan, siswa/mahasiswa memang sebaiknya diberikan ruang untuk mengekspresikan dengan sopan dan santun tentang kekurangan yang mereka rasakan dalam sebuah pembelajaran, baik datangnya dari cara guru/dosen mengajar atau model pembelajaran yang diterapkan oleh guru atau dosen mereka. Bukan untuk mencela atau menjelek-jelekkan si guru atau dosen, tetapi meluapkan isi hati dengan jujur agar mereka dapat berkembang dengan maksimal dan berubah lebih baik.

Apa Manfaat Refleksi Pembelajaran bagi Guru/Dosen?

Refleksi pembelajaran guru/dosen kepada siswa atau mahasiswanya berbeda dengan kegiatan refleksi siswa/mahasiwa kepada guru atau dosen mereka. Refleksi guru/dosen dapat disimpan secara pribadi dan dimasukkan sebagai penilaian tambahan. Jika memungkinkan, dapat juga disampaikan kepada siswa/mahasiswa secara personal berupa nasehat atau motivasi baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Namun, yang ingin dibahas lebih mendalam yaitu apa sesungguhnya manfaat hasil refleksi siswa/mahasiswa bagi guru/dosen? Berikut ini akan dijabarkan satu persatu :

[1] melalui refleksi siswa/mahasiswa, guru/dosen dapat mengevaluasi cara atau langkah-langkahnya dalam memberikan materi pembelajaran di kelas.

[2] melalui refleksi siswa/mahasiswa, guru/dosen dapat mengevaluasi model dan pendekatan pembelajaran yang diterapkannya.

[3] melalui refleksi siswa/mahasiswa, guru/dosen dapat mengenal lebih dekat anak didiknya sehingga penguatan potensi dapat dilakukan lebih baik.

[4] melalui refleksi siswa/mahasiswa, guru/dosen dapat menjalin hubungan emosional dan kedekatan dengan anak didiknya sehingga rasa canggung dan segan yang menghalangi siswa/mahasiswauntuk berdiskusi atau curhat kepada guru/dosennya tentang pelajaran dapat sedikit berkurang.

[5] melalui refleksi siswa/mahasiswa, guru/dosen dapat lebih mudah mencapai hasil pembelajaran secara efisien dan efektif.

[6] guru/dosen melalui refleksi dapat memberikan contoh atau keteladanan bagaimana bersikap lapang dada dalam menerima kritik dan saran, meskipun dari orang yang lebih muda serta bagaimana menyikapi diri sebagai makhluk Allah yang tidak sempurna.

Bagaimana cara melaksanakan kegiatan Refleksi Pembelajaran?

Untuk melakukan kegiatan refleksi, guru/dosen dapat membagikan secarik kertas kepada setiap siswa/mahasiwa. Lalu, guru/dosen memberikan kesempatan kepada siswa/mahasiswa untuk menuliskan isi hati mereka. Isinya dapat berupa kesan selama mengikuti pembelajaran, pesan untuk guru/dosen, atau berupa ide-ide positif tentang kegiatan-kegiatan  yang mereka impikan di dalam kelas. Dalam pelaksanaannya, refleksi tidak boleh memberikan intimidasi atau tekanan kepada siswa/mahasiswa. Biarkan mereka berekspresi dengan bebas. Jika refleksi telah dilaksanakan berulang kali dan dianggap tak ada lagi masalah. Maka, refleksi dapat difokuskan pada ide-ide atau saran-saran inovatif yang dianggap baru dan disukai oleh siswa/mahasiwa masa kini. Artinya, siswa/mahasiswa dapat mengungkapkan apa-apa yang menurut mereka menyenangkan dalam pembelajaran. Lalu, guru/dosen melakukan seleksi dan pertimbangan  atas ide-ide tersebut sebelum menerapkannya dalam kelas.

Masalah-masalah apa yang mungkin timbul dalam pelaksanaan Refleksi Pembelajaran?

Tantangan yang banyak terjadi yaitu ketika guru/dosen tidak ingin melaksanakan refleksi pembelajaran dengan alasan takut dikoreksi dan dinilai oleh siswa/mahasiswanya. Namun, sesungguhnya masalah ini biasanya berakar pada ketidaksanggupan guru/dosen untuk menemukan solusi pembelajaran yang diiinginkan oleh anak didiknya, atau bisa juga karena guru/dosen tersebut telah malas untuk mengembangkan diri dan berpikir, terutama berpikir dalam menemukan model pembelajaran yang cocok untuk siswa/mahasiswanya.

Masalah kedua yaitu ketika siswa/mahasiswa tidak mampu mengungkapkan isi hati mereka dalam lembar refleksi secara jujur dan kompleks. Hal ini dapat disebabkan karena masih adanya rasa takut terhadap guru/dosen mereka. Untuk mengatasi hal ini, guru/dosen yang berkualitas dan kompeten tentu menyampaikan kepada anak didiknya agar mengisi lembar refleksi dengan kejujuran. Istilah peribahasannya "katakanlah itu walaupun pahit, karena begitulah  awal menemukan manisnya hasil pembelajaran".

Harapan Penulis tentang Refleksi Pembelajaran terhadap Guru/Dosen oleh Siswa/Mahasiswa

Kegiatan refleksi ini telah jelas manfaatnya sehingga tidak ada lagi alasan bagi guru/dosen untuk tidak melakukan atau menghindari kegiatan refleksi pembelajaran. Untuk itu, kegiatan ini sebaiknya menjadi budaya dalam proses belajar-mengajar. Jika memungkinkan, refleksi ini dapat menjadi "hidden curriculum" guru/dosen dalam mengembangkan siswa/mahasiswanya menjadi generasi-generasi yang proaktif dan bertipe pemikir serta terbuka.

Semoga artikel edukasi tentang Mengenal Refleksi Pembelajaran terhadap Guru/Dosen ini bermanfaat. ^_^

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kepatuhannya melakukan komentar yang sopan, tidak menyinggung S4R4 dan p0rnografi, serta tidak mengandung link aktif, sp4m, iklan n4rk0ba, senj4t4 ap1, promosi produk, dan hal-hal lainnya yang tidak terkait dengan postingan. Jika ada pelanggaran, maaf jika kami melakukan penghapusan sepihak. Terimakasih dan Salam blogger!