INIRUMAHPINTAR - Imam S. Arifin adalah seorang pesohor dangdut yang sangat terkenal di Indonesia. Didukung oleh suara yang khas, kemampuan olah vokal dan cengkok yang mendayu-dayu, Imam S. Arifin di era-nya berhasil memukau dan menghipnotis para penggemar dangdut. Telah banyak karya yang dihasilkan dan sukses menembus pasar permusikan tanah air. Salah satu lagu fenomenalnya berjudul "jangan tinggalkan aku".
Sabtu kemarin, 27 Agustus 2016, sekitar pukul 15.00 WIB, pedangdut ternama ini kembali ditangkap satuan polisi Jakarta Barat di sebuah apartemen Sawah Besar setelah kedapatan memiliki 0.36 gram shabu-shabu beserta alat hisap. Saat diringkus, Imam S. Arifin tidak ditemani siapapun.
sumber : Pixabay |
Entah apa yang terjadi dan menimpa sosok pedangdut ternama ini. Kini Imam S. Arifin berhadapan kembali dengan proses hukum. Hukuman penjara ternyata belum juga mampu membuatnya hijrah dari kemolekan barang haram (baca: Nark0ba).
Berita ini tentu saja menambah deretan kasus Nark0ba yang menimpa selebriti di Indonesia. Dan tentu saja, kasus ini menimbulkan pertanyaan, "apa alasan Imam S. Arifin kembali terjerumus dengan dunia shabu-shabu?" Walaupun belum ada informasi resmi tentang hal ini, dugaan sementara adalah karena pengaruh stress dan beban hidup yang semakin berat dan diwaktu bersamaan tidak ada pelampiasan hasrat rohani yang mampu menampung beban tersebut.
Benar atau salah dugaan ini, kita kembalikan kepada pribadi Imam S. Arifin. Semoga diberikan hidayah dari Allah, dan segera bertobat. Untuk itu dukungan orang-orang terdekatnya sangat dibutuhkan. Tiada kata terlambat. Selama Tuhan memberi kesempatan untuk berubah, semua masih bisa lebih baik.
Setidaknya sebagai masyarakat awam, kita dapat memetik hikmah dari banyaknya artis terjerat kasus nark0ba. Kita bisa belajar bahwa popularitas terkadang tampil bagai pisau bermata dua. Satu sisi menaikkan derajat keterkenalan, dan di sisi lain mendekatkan dengan keglamoran. Belum lagi, tekanan yang dirasakan oleh seorang artis. Hampir tiap hari dikejar oleh rentetan kesibukan siang dan malam. Waktu istirahat dan berkumpul dengan keluarga pun kurang. Makanya, stress biasa menjadi pemicu mencoba-coba memakai Nark0ba.
Di saat kepopuleritasan meredup, biasanya di usia lanjut dimana banyak bermunculan pesaing-pesaing baru yang lebih bersinar, jika tidak pandai-pandai menabung aset, maka sang artis dapat mengalami masalah baru. Termasuk salah satunya adalah masalah keuangan dan rindu keglamoran masa lalu. Jika itu tidak bisa diatasi dengan kepala dingin dan akal sehat, maka semua ludes. Harta tersisa, meski di usia senja, dihabiskan untuk berfoya-foya dan menelan obat-obat terlarang.
Imam S. Arifin, hanyalah contoh. Banyak juga kasus serupa di lingkungan sekitar kita. Ada yang masih berstatus pelajar, mahasiswa, anak pejabat, pengusaha, aparat, guru, dosen, dan pemangku kebijakan. Hampir semua aspek telah dimasuki.
Andai mau disadari bahwa sebetulnya, Nark0ba adalah bentuk penjajahan generasi. Jika tidak mampu diatasi, maka lambat laun, Indonesia akan dikendalikan oleh generasi berwatak lemah akibat terpengaruh Nark0ba.
Untuk itu, segenap elemen bangsa harus bergerak melawan peredaran nark0ba. Negeri ini harus dilindungi dari penjajahan otak melalui obat-obat terlarang. Dengan harapan, kasus-kasus yang menjerat terutama kalangan public figure dapat menjadi pelajaran bagi kita semua, agar mendidik diri sendiri dan keluarga agar jauh dari terkaman kebuasan nark0ba.
Setidaknya sebagai masyarakat awam, kita dapat memetik hikmah dari banyaknya artis terjerat kasus nark0ba. Kita bisa belajar bahwa popularitas terkadang tampil bagai pisau bermata dua. Satu sisi menaikkan derajat keterkenalan, dan di sisi lain mendekatkan dengan keglamoran. Belum lagi, tekanan yang dirasakan oleh seorang artis. Hampir tiap hari dikejar oleh rentetan kesibukan siang dan malam. Waktu istirahat dan berkumpul dengan keluarga pun kurang. Makanya, stress biasa menjadi pemicu mencoba-coba memakai Nark0ba.
Di saat kepopuleritasan meredup, biasanya di usia lanjut dimana banyak bermunculan pesaing-pesaing baru yang lebih bersinar, jika tidak pandai-pandai menabung aset, maka sang artis dapat mengalami masalah baru. Termasuk salah satunya adalah masalah keuangan dan rindu keglamoran masa lalu. Jika itu tidak bisa diatasi dengan kepala dingin dan akal sehat, maka semua ludes. Harta tersisa, meski di usia senja, dihabiskan untuk berfoya-foya dan menelan obat-obat terlarang.
Imam S. Arifin, hanyalah contoh. Banyak juga kasus serupa di lingkungan sekitar kita. Ada yang masih berstatus pelajar, mahasiswa, anak pejabat, pengusaha, aparat, guru, dosen, dan pemangku kebijakan. Hampir semua aspek telah dimasuki.
Andai mau disadari bahwa sebetulnya, Nark0ba adalah bentuk penjajahan generasi. Jika tidak mampu diatasi, maka lambat laun, Indonesia akan dikendalikan oleh generasi berwatak lemah akibat terpengaruh Nark0ba.
Untuk itu, segenap elemen bangsa harus bergerak melawan peredaran nark0ba. Negeri ini harus dilindungi dari penjajahan otak melalui obat-obat terlarang. Dengan harapan, kasus-kasus yang menjerat terutama kalangan public figure dapat menjadi pelajaran bagi kita semua, agar mendidik diri sendiri dan keluarga agar jauh dari terkaman kebuasan nark0ba.
Salah satu lagu karya Imam S. Arifin yang sangat bersejarah di YouTube hanya tinggal kenangan. Masa lalu yang bersinar meredup di usia tua. Semoga ada hikmahnya dan menjadi pelajaran bagi kita semua.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih atas kepatuhannya melakukan komentar yang sopan, tidak menyinggung S4R4 dan p0rnografi, serta tidak mengandung link aktif, sp4m, iklan n4rk0ba, senj4t4 ap1, promosi produk, dan hal-hal lainnya yang tidak terkait dengan postingan. Jika ada pelanggaran, maaf jika kami melakukan penghapusan sepihak. Terimakasih dan Salam blogger!